Putry Martha Elvianty
Pengikut
Selasa, 03 Juli 2012
Minggu, 01 Juli 2012
KONSEP NYERI
DEFINISI
Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal.
PENYEBAB NYERI
1. Trauma
a. Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
b. Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
5. Trauma psikologis
KLASIFIKASI NYERI1. Menurut Tempat
a. Periferal Pain
1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan)
2) Deep Pain (Nyeri Dalam)
3) Reffered Pain (Nyeri Alihan)
nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya.
b. Central Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dll
c. Psychogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis.
d. Phantom Pain
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat.
e. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar.
2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya menetap 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.
3. Menurut Berat Ringannya
a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
4. Menurut Waktu Serangan
Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986, The National Institutes of Health Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik Nonmalignan.
Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis :
1. Nyeri Akut
Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur. Klien yang mengalami nyeri akut baisanya menunjukkan gejala-gejala antara lain : perspirasi meningkat, Denyut jantung dan Tekanan darah meningkat, dan pallor
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan klien sering sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai dirasakan.
PENGKAJIAN NYERI
Dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, perawat harus menanyakannya secara langsung kepada klien
Karakteristik
a. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
• Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial
• Posisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien; sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara umum.
Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi :
• Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
• Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik
• Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir
• Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area rangsang nyeri.
b. Intensitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri :
Ø Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian
Ø Status kesadaran klien
Ø Harapan klien
Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien.
c. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul; berapa lama; bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.
d. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti teriris pisau”.
e. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
f. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
g. Alat Pengukur Nyeri
Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus
2. Farmakologi Intervention
Distraksi
Beberapa teknik distraksi, antara lain :
1. Nafas lambat, berirama
2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing
3. Rhytmic Singing and Tapping
4. Active Listening
5. Guide Imagery
Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut :
1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
Stimulasi Kulit (Cutaneus)
Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
a. Kompres dingin
b. Analgesics ointments
c. Counteriritan, seperti plester hangat.
d. Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.
Farmakologik Agent
1. Analgesics
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan untuk diberikan secara teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam (q 4h) setelah pembedahan.
Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik, yaitu :
a. Narcotic (Strong analgesics)
Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate seperti morphine dan codein.
Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku dan perasaan sehat membuat seseorang merasa lebih nyaman meskipun nyerinya masih timbul.
b. Nonnarcotics (Mild analgesics)
Mencakup derivat dari : Asam Salisilat (aspirin); Para-aminophenols (phenacetin); Pyrazolon (Phenylbutazone).
Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi, seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics) dengan analgesik ringan (mild analgesics), contohnya : Tylenol #3, merupakan kombinasi dari acetaminophen sebagai obat analgesik nonnarkotik dengan codein, 30mg.
2. Plasebo
Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan daripada kandungan fisik atau kimianya (McCaffery, 1982:22). Pengobatannya tidak mengandung komponen obat analgesik (seperti : gula, larutan garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri. Untuk memberikan plasebo ini perawat harus mempunyai izin dari dokter.
Medical Interventions
1. Blok Saraf (Nerve Block)
2. Electric Stimulation
3. Acupunture
4. Hypnosis
5. Surgery/Pembedahan
6. Biofeedback
Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal.
PENYEBAB NYERI
1. Trauma
a. Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
b. Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
5. Trauma psikologis
KLASIFIKASI NYERI1. Menurut Tempat
a. Periferal Pain
1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan)
2) Deep Pain (Nyeri Dalam)
3) Reffered Pain (Nyeri Alihan)
nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya.
b. Central Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dll
c. Psychogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis.
d. Phantom Pain
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat.
e. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar.
2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya menetap 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.
3. Menurut Berat Ringannya
a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
4. Menurut Waktu Serangan
Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986, The National Institutes of Health Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik Nonmalignan.
Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis :
1. Nyeri Akut
Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur. Klien yang mengalami nyeri akut baisanya menunjukkan gejala-gejala antara lain : perspirasi meningkat, Denyut jantung dan Tekanan darah meningkat, dan pallor
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan klien sering sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai dirasakan.
PENGKAJIAN NYERI
Dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, perawat harus menanyakannya secara langsung kepada klien
Karakteristik
a. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
• Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial
• Posisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien; sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara umum.
Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi :
• Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
• Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik
• Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir
• Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area rangsang nyeri.
b. Intensitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri :
Ø Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian
Ø Status kesadaran klien
Ø Harapan klien
Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien.
c. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul; berapa lama; bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.
d. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti teriris pisau”.
e. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
f. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
g. Alat Pengukur Nyeri
Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus
2. Farmakologi Intervention
Distraksi
Beberapa teknik distraksi, antara lain :
1. Nafas lambat, berirama
2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing
3. Rhytmic Singing and Tapping
4. Active Listening
5. Guide Imagery
Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut :
1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
Stimulasi Kulit (Cutaneus)
Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
a. Kompres dingin
b. Analgesics ointments
c. Counteriritan, seperti plester hangat.
d. Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.
Farmakologik Agent
1. Analgesics
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan untuk diberikan secara teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam (q 4h) setelah pembedahan.
Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik, yaitu :
a. Narcotic (Strong analgesics)
Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate seperti morphine dan codein.
Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku dan perasaan sehat membuat seseorang merasa lebih nyaman meskipun nyerinya masih timbul.
b. Nonnarcotics (Mild analgesics)
Mencakup derivat dari : Asam Salisilat (aspirin); Para-aminophenols (phenacetin); Pyrazolon (Phenylbutazone).
Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi, seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics) dengan analgesik ringan (mild analgesics), contohnya : Tylenol #3, merupakan kombinasi dari acetaminophen sebagai obat analgesik nonnarkotik dengan codein, 30mg.
2. Plasebo
Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan daripada kandungan fisik atau kimianya (McCaffery, 1982:22). Pengobatannya tidak mengandung komponen obat analgesik (seperti : gula, larutan garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri. Untuk memberikan plasebo ini perawat harus mempunyai izin dari dokter.
Medical Interventions
1. Blok Saraf (Nerve Block)
2. Electric Stimulation
3. Acupunture
4. Hypnosis
5. Surgery/Pembedahan
6. Biofeedback
://irmanthea.blogspot.com/2007/10/konsep-nyeri.htm
di akses tgl 1 mei 2010
TENTANG NYERI
Nyeri merupakan alasan yang paling umum
seseorang mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses
penyakit, pemeriksaan diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu
dan menyulitkan banyak orang. Perawat tidak bisa melihat dan merasakan nyeri
yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat subyektif (antara satu individu
dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri). Perawat memberi asuhan
keperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan, yang memberikan
intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Menurut beberapa teori keperawatan,
kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan
keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan bahwa
kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.
A. DEFINISI
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Teori Specificity “suggest” menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord
Secara umum keperawatan mendefinisikan nyeri sebagai apapun yg menyakitkan tubuh yg dikatakan individu yg mengalaminya, yg ada kapanpun individu mengatakannya
B. ISTILAH DALAM NYERI
Nosiseptor : serabut syaraf yang mentransmisikan nyeri
§ Non-nosiseptor : serabut syaraf yang biasanya tidak mentransmisikan nyeri
System nosiseptif : system yang teribat dalam transmisi dan persepsi terhadap nyeri
Ambang nyeri : stimulus yg paling kecil yg akan menimbulkan nyeri
§ Toleransi nyeri : intensitas maksimum/durasi nyeri yg individu ingin untuk dpt ditahan
C. SIFAT-SIFAT NYERI
§ Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
§ Nyeri bersifat subyektif dan individual
§ Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
§ Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
§ Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
§ Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
§ Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
§ Nyeri mengawali ketidakmampuan
§ Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal
Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut:
§ Nyeri bersifat individu
§ Nyeri tidak menyenangkan
§ Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
§ Bersifat tidak berkesudahan
A. DEFINISI
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Teori Specificity “suggest” menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord
Secara umum keperawatan mendefinisikan nyeri sebagai apapun yg menyakitkan tubuh yg dikatakan individu yg mengalaminya, yg ada kapanpun individu mengatakannya
B. ISTILAH DALAM NYERI
Nosiseptor : serabut syaraf yang mentransmisikan nyeri
§ Non-nosiseptor : serabut syaraf yang biasanya tidak mentransmisikan nyeri
System nosiseptif : system yang teribat dalam transmisi dan persepsi terhadap nyeri
Ambang nyeri : stimulus yg paling kecil yg akan menimbulkan nyeri
§ Toleransi nyeri : intensitas maksimum/durasi nyeri yg individu ingin untuk dpt ditahan
C. SIFAT-SIFAT NYERI
§ Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
§ Nyeri bersifat subyektif dan individual
§ Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
§ Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
§ Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
§ Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
§ Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
§ Nyeri mengawali ketidakmampuan
§ Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal
Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut:
§ Nyeri bersifat individu
§ Nyeri tidak menyenangkan
§ Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
§ Bersifat tidak berkesudahan
D. FISIOLOGI NYERI
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap. Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga) komponen fisiologis berikut ini:
§ Resepsi : proses perjalanan nyeri
§ Persepsi : kesadaran seseorang terhadap nyeri
§ Reaksi : respon fisiologis & perilaku setelah mempersepsikan nyeri
RESEPSI
Stimulus (mekanik, termal, kimia) à Pengeluaran histamin bradikinin, kalium, à
Nosiseptor à Impuls syaraf à Serabut syaraf perifer à Kornu dorsalis medulla spinalis à Neurotransmiter (substansi P)à Pusat syaraf di otak àRespon reflek protektif
Adanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik, termal, kimia) akan menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti histamin, bradikinin, kalium. Substansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila nosiseptor mencapai ambang nyeri, maka akan timbul impuls syaraf yang akan dibawa oleh serabut saraf perifer. Serabut syaraf perifer yang akan membawa impuls syaraf ada dua jenis, yaitu serabut A-delta dan serabut C. impuls syaraf akan di bawa sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu dorsalis medulla spinalis. Impuls syaraf tersebut akan menyebabkan kornu dorsalis melepaskan neurotrasmiter (substansi P). Substansi P ini menyebabkan transmisi sinapis dari saraf perifer ke saraf traktus spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls syaraf ditransmisikan lebih jauh ke dalam system saraf pusat. Setelah impuls syaraf sampai di otak, otak mengolah impuls syaraf kemudian akan timbul respon reflek protektif.
Contoh:
Apabila tangan terkena setrika, maka akan merasakan sensasi terbakar, tangan juga melakukan reflek dengan menarik tangan dari permukaan setrika.
Proses ini akan berjalan jika system saraf perifer dan medulla spinalis utuh atau berfungsi normal. Ada beberapa factor yang menggangu proses resepsi nyeri, diantaranya sebagai berikut:
§ Trauma
§ Obat-obatan
§ Pertumbuhan tumor
§ Gangguan metabolic (penyakit diabetes mellitus)
Tipe serabut saraf perifer
Serabut saraf A-delta :
§ Merupakan serabut bermyelin
§ Mengirimkan pesan secara cepat
§ Menghantarkan sensasi yang tajam, jelas sumber dan lokasi nyerinya
§ Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti , otot tendon dll
§ Biasanya sering ada pada injury akut
§ Diameternya besar
Serabut saraf C
§ Tidak bermyelin
§ Diameternya sangat kecil
§ Lambat dalam menghantarkan impuls
§ Lokasinya jarang, biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten
§ Menghantarkan sensasi berupa sentuhan, getaran, suhu hangat, dan tekanan halus
§ Reseptor terletak distruktur permukaan.
NEUROREGULATOR
§ Substansi yang memberikan efek pada transmisi stimulus saraf, berperan penting pada pengalaman nyeri
§ Substansi ini titemukan pada nocicepåtor yaitu pada akhir saraf dalam kornu dorsalis medula spinalis dan pada tempat reseptor dalam saluran spinotalamik
§ Neuroregulator ada dua macam yaitu neurotransmitter dan neuromodulator
§ Neurotransmitter mengirimkan impuls elektrik melewati celah synaptik antara dua serabut saraf
contoh: substansi P, serotonin, prostaglandin
§ Neuromodulator memodifikasi aktivitas saraf dan mengatur transmisi stimulus saraf tanpa mentrasfer secara langsung sinyal saraf yang melalui synaps.
Contoh: endorphin, bradikinin
§ Neuromodulator diyakini aktifitasnya secara tidak langsung bisa meningkatkan atau menurunkan efek sebagian neurotransmitter
Teori gate control
n Dikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965
n Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
n Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi gelatinosa (SG) yg ada pada bagian ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran sebagai pintu gerbang (gating Mechanism), mekanisme gate control ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri.
n Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan di blok ketika pintu gerbang tertutup
n Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi nyeri
n Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanage nyeri pasien
n Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara menghambat pembentukan substansi P.
n Menurut teori ini, tindakan massase diyakini bisa menutup gerbang nyeri.
PERSEPSI
§ Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang komplek.
§ Persepsi menyadarkan individu dan mengartikan nyeri itu sehingga kemudian individu dapat bereaksi
§ Proses persepsi secara ringkas adalah sebagai berikut:
Stimulus nyeri à Medula spinalis àTalamus à Otak (area limbik) Reaksi emosi à Pusat otak à Persepsi
Stimulus nyeri ditransmisikan ke medula spinalis, naik ke talamus, selanjutnya serabut mentrasmisikan nyeri ke seluruh bagian otak, termasuk area limbik. Area ini mengandung sel-sel yang yang bisa mengontrol emosi (khususnya ansietas). Area limbik yang akan berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi syaraf berakhir di pusat otak, maka individu akan mempersepsikan nyeri.
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap. Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga) komponen fisiologis berikut ini:
§ Resepsi : proses perjalanan nyeri
§ Persepsi : kesadaran seseorang terhadap nyeri
§ Reaksi : respon fisiologis & perilaku setelah mempersepsikan nyeri
RESEPSI
Stimulus (mekanik, termal, kimia) à Pengeluaran histamin bradikinin, kalium, à
Nosiseptor à Impuls syaraf à Serabut syaraf perifer à Kornu dorsalis medulla spinalis à Neurotransmiter (substansi P)à Pusat syaraf di otak àRespon reflek protektif
Adanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik, termal, kimia) akan menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti histamin, bradikinin, kalium. Substansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila nosiseptor mencapai ambang nyeri, maka akan timbul impuls syaraf yang akan dibawa oleh serabut saraf perifer. Serabut syaraf perifer yang akan membawa impuls syaraf ada dua jenis, yaitu serabut A-delta dan serabut C. impuls syaraf akan di bawa sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu dorsalis medulla spinalis. Impuls syaraf tersebut akan menyebabkan kornu dorsalis melepaskan neurotrasmiter (substansi P). Substansi P ini menyebabkan transmisi sinapis dari saraf perifer ke saraf traktus spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls syaraf ditransmisikan lebih jauh ke dalam system saraf pusat. Setelah impuls syaraf sampai di otak, otak mengolah impuls syaraf kemudian akan timbul respon reflek protektif.
Contoh:
Apabila tangan terkena setrika, maka akan merasakan sensasi terbakar, tangan juga melakukan reflek dengan menarik tangan dari permukaan setrika.
Proses ini akan berjalan jika system saraf perifer dan medulla spinalis utuh atau berfungsi normal. Ada beberapa factor yang menggangu proses resepsi nyeri, diantaranya sebagai berikut:
§ Trauma
§ Obat-obatan
§ Pertumbuhan tumor
§ Gangguan metabolic (penyakit diabetes mellitus)
Tipe serabut saraf perifer
Serabut saraf A-delta :
§ Merupakan serabut bermyelin
§ Mengirimkan pesan secara cepat
§ Menghantarkan sensasi yang tajam, jelas sumber dan lokasi nyerinya
§ Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti , otot tendon dll
§ Biasanya sering ada pada injury akut
§ Diameternya besar
Serabut saraf C
§ Tidak bermyelin
§ Diameternya sangat kecil
§ Lambat dalam menghantarkan impuls
§ Lokasinya jarang, biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten
§ Menghantarkan sensasi berupa sentuhan, getaran, suhu hangat, dan tekanan halus
§ Reseptor terletak distruktur permukaan.
NEUROREGULATOR
§ Substansi yang memberikan efek pada transmisi stimulus saraf, berperan penting pada pengalaman nyeri
§ Substansi ini titemukan pada nocicepåtor yaitu pada akhir saraf dalam kornu dorsalis medula spinalis dan pada tempat reseptor dalam saluran spinotalamik
§ Neuroregulator ada dua macam yaitu neurotransmitter dan neuromodulator
§ Neurotransmitter mengirimkan impuls elektrik melewati celah synaptik antara dua serabut saraf
contoh: substansi P, serotonin, prostaglandin
§ Neuromodulator memodifikasi aktivitas saraf dan mengatur transmisi stimulus saraf tanpa mentrasfer secara langsung sinyal saraf yang melalui synaps.
Contoh: endorphin, bradikinin
§ Neuromodulator diyakini aktifitasnya secara tidak langsung bisa meningkatkan atau menurunkan efek sebagian neurotransmitter
Teori gate control
n Dikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965
n Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
n Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi gelatinosa (SG) yg ada pada bagian ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran sebagai pintu gerbang (gating Mechanism), mekanisme gate control ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri.
n Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan di blok ketika pintu gerbang tertutup
n Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi nyeri
n Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanage nyeri pasien
n Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara menghambat pembentukan substansi P.
n Menurut teori ini, tindakan massase diyakini bisa menutup gerbang nyeri.
PERSEPSI
§ Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang komplek.
§ Persepsi menyadarkan individu dan mengartikan nyeri itu sehingga kemudian individu dapat bereaksi
§ Proses persepsi secara ringkas adalah sebagai berikut:
Stimulus nyeri à Medula spinalis àTalamus à Otak (area limbik) Reaksi emosi à Pusat otak à Persepsi
Stimulus nyeri ditransmisikan ke medula spinalis, naik ke talamus, selanjutnya serabut mentrasmisikan nyeri ke seluruh bagian otak, termasuk area limbik. Area ini mengandung sel-sel yang yang bisa mengontrol emosi (khususnya ansietas). Area limbik yang akan berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi syaraf berakhir di pusat otak, maka individu akan mempersepsikan nyeri.
Jumat, 29 Juni 2012
KUMPULAN UNGKAPAN HATI Para Sahabat
aku ttp menanti khdrnmu,di lerung hati ini
kucoba untuk mengukir cint sjtimu.
kejujuran adalah lambang dari keiklasan dan
kesuksesan,
kebohongan adlh lambang dari ketdkadilan dan kmunfikan.
kebohongan adlh lambang dari ketdkadilan dan kmunfikan.
tgktkn budaya kejujuran kita dlm menakcrigaan dlm hidup itu biasa,tpi kcrigaan itu jgn brlbhn,krna dgn kcurigaan yg brlbhn kita akan ragu utk memilih yg mnjdi impian kita.ta khdpn ini.
suara merdumu ingin kudengar lgi.
senyum manismu pgin kulihat kmbli.
km smprnh!!!!
senyum manismu pgin kulihat kmbli.
km smprnh!!!!
Knpa msh pagi kw sdh buat orang stres ka
perempuan sundal...Pagi2 kw sdh bklhi dgn kw px laki2 tuh..sya blm tdr anjing
kmu 2 tuh tdk bsakah jan terllu mnganga...
Acu,ela,mbe..
Acu,ela,mbe..
aKu telah biasa untk melepaskannya dan aku sudah
biasa tanpa dirinya....
kau tiada kata terucap tuk ungkapkan isi hati
dan beri aku rasa yg dtng mengisi hidupku...
aku tak pernah menyalahkanmu dgn apa yg kau
lakukan..
beri aku penjelasan itu sudah cukup...
beri aku penjelasan itu sudah cukup...
aku ingin terbang seperti malaikat...
setiap oRg harus koNsekuen Dan mW berkorbAn dgn
apa yg dy mAu bukan hanya geLi" awaL...
HaRus pux kejeLasan!!
HaRus pux kejeLasan!!
hempaskan heningx suasana,
menggelayuti rasa pts asa,
tertatihku brjalan meraih,
hari"ku kosong penuh misteri..
menggelayuti rasa pts asa,
tertatihku brjalan meraih,
hari"ku kosong penuh misteri..
seLamat jalan kekash,,
mgkn aku tlh khlangmu..
blajr mLpknmu mgkn Lebih baiK.
cukp mereka trluka krna kw dlm hatiku!
mgkn aku tlh khlangmu..
blajr mLpknmu mgkn Lebih baiK.
cukp mereka trluka krna kw dlm hatiku!
Lagi_lagi cuma janji.
Lagi_lagi basa basi.
Lagi_lagi ingkar janji.
Jangan bilang cinta Lagi.
#omelette_lagi_lagi janji.
Lagi_lagi basa basi.
Lagi_lagi ingkar janji.
Jangan bilang cinta Lagi.
#omelette_lagi_lagi janji.
Igie de F
Lu
menang su syg...
B nyerah...
Ada rasa benci,kesal,bosan,sayang, tacampur smua.
Walau berat, Biar su b yg ngalah....
Apapun yg akan terjadi, B siap trima smua rsiko....
Astrid Parera
Msalah
yg sebesar apapun...
B yakin ktg pu Tuhan pzti ksh anugrah yg lbh indah utk
membayar itu semua..
Percaya itu..
Met pagi..
Met braktftz bwt hari ini..GBU!
Fx Nendisa
org
yang HEBAT tidk dhsilkan melalui kemudahan,kesenangan,dan kenyamanan, NAMUN
dibentuk melalui kesukaran,tantangan dan air mata...
Valdho Sandy
kunci
sukses :
Uang bukanlah modal utama,,jgn cepat terpengaruh!
Yg utama adalah doa,kjujuran,tekad,kerja
keras,ketulusan,pcydiri,dan mental juara!
#salamsukses!
Siska Rian Chandra Rossi
¤
OTAK PRIA LBIH BESAR DRI WANITA KRNA SEBAGIAN BSAR PRIA LEBIH SERING BERPIKIR
DRI PD MENGUNAKAN PERASA'AN....
¤HATI WANITA LBIH BSAR DRI PD PRIA,KRN WNTA LBIH
MENGGUNAKAN PERASA'AN DRI PDA SI PRIA. . . .mat pagi n Beraktifitas ALL...GBU
Iron Samon
Mkasih
banyak Tuhan ats yang kau berikan kepadaku, dari hari kehari bulan serta tahun
yg kau beri kepadaku, aku hanya bisa bersyukur Dan bersyukur atas rahmat Dan
rejeki yang kau beri kepada-Ku. buat teman2 yg mengucapkan HBD thx atas segla
ucapan Dan meng aku dalam usia yg bertambah, moga Than juga slalu menyertai
kita!
Ichak Hadim
luEK
dgn kW pu siFAT N TINGKA LAKU inE wai aCU
Yanti Mahu
Aku
prna brhrap agr mreka slmax,
tpi wktu dn k'adaan tda brkata dmikian,dn aku tda bsa
mmksa wktu n k'adan itu untk mngkuti kmauanku,,
sndri bkan brrti sepi,sndri mngjarkanku bgmna mnjlani
hari wlw tnpa mrka,dia,dn klian,
jomblewati smngat.....
Robert Janggur
Apakah
kau tahu kau lebih beruntung daripada aku?
Karena kau hanya perlu memilih antara mencintai aku
atau tidak mencintai aku,sedangkan aku hanya ada pilihan... mencintaimu atau
lebih mencintaimu...
Bofan Nukul
"...kerendahan
hati mendtangkan kemenangan d damai..."++mat pagi mat akhir pekan mat
akhiri smua bentuk keangkuhan dihadapan-Nya,maka engkau menangkan pertandingan
khidupan ini...!!!
Chrisly Parera
Klw
Mw Jd Boz,,,d Kmu Pux rmh sana.Mlz cuci Piring GLs mkn/mnM pake temPurung
sekaLian sLS Mkn/mnm langsung d buang.Pulang caPeh2 daPur Kyk KAndang sJ mn
Piring GLz kotor...mw Mkn MestI cuci Lg..CApeh Klw Bgni trs Tdk ad kesadaraN.mmG
Qt Hdp d Kost Tp Krj Jg Ko...NeH pembawaaNx PemaLAz jd Ssh Biar d BlgIn Jg
sSh...Jd Cwe tp tdk tw Krj n Tdk tw Kebersihn...heraN sY!!!
Chen Rutengclan
segala
sesuatu lebih mudah di ucapkan dari pada di lakukan...
tapi ingat''semua itu takkan bisa dilakukan tanpa di
ucapkan''
Laurens Sopang Full
Ada masalah ada perkara; ada damai ada
kerukunan dan ketenangan; ada cinta ada kebahagiaan dan kegembiraan. Yang mau
kita pilih adalah hidup dalam damai dan kasih, namun ketika kita masih hidup
dalam dunia yang gelap dan penuh pencobaan ini, damai dan kasih itu selalu
diselingi oleh banyak masalah dan perkara. Gelombang kehidupan seperti ini tak
pernah terelakkan dari keseharian kita, karena itu Tuhan
Yesus menyarankan kita untuk “cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”.
Entah hidup dalam pencobaan ataupun dalam damai tetaplah kita berpegang pada
keyakinan: “Tuhanlah gembalaku, tak akan kekurangan aku. Meskipun berjalan
dalam lembah yang kelam aku tidak takut bahaya sebab gada dan tongkat-Mu selalu
menghiburku”.
Dorgan Qiano Dongkar
..........Awal
dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan
tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.Jika tidak, kita hanya
mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.
Karena hidup, kita mengerti arti bertahan
Karena cinta, kita mengerti arti memiliki
Karena salah, kita mengerti arti kebenaran
Karena Tuhan , kita mengerti arti kehidupan
Karena cinta, kita mengerti arti memiliki
Karena salah, kita mengerti arti kebenaran
Karena Tuhan , kita mengerti arti kehidupan
Putry Martha Elvianty II
Manusia
mudah dibohongi oleh orang yang dicintainya
Putry Martha Elvianty
Paling
Senang Kalau DiGombalin..,
Cukup iya2 saja, Biar Dianya Juga senang Gtu.
Hanya senang Untuk Dengar Tapi Ga Masukkin Dalam hati...
Hehhehhhehe
Gusty Da Flores
Mencintai
seorang yang sudah punya kekasih adalah berdoa untuk kebahagiaannya n kalau
mereka adalah penetapan dari TUHAN didukung dlm doa, tapi berharap bukan,
karena motifasi salah. kalo mereka bukan ya berharap dia ada untukku itu pun
kalau TUHAN kehendaki juga...
Cynthiana Mega
Jaya
Pagi
tak akan pernah hadir tanpa melewati putaran malam
mentari terbit menggantikan rembulan
Sinarnya yang hangat memberi semangat dan harapan
Tuk ucapkan selamat pagi wanka2 fbkerzz
moga hari ini menynangkan wat cmuax yaaaa..
GBU
Agus Dokeng
Menurut
penelitian terbaru oleh para ahli kedokteran, ternyata 100 % penyebab kematian
seseorang adalah jantung, yaitu JANTUNGNYA BERHENTI BERDENYUT
Seorang nenek yang nyebrang jalan hampir ketabrak
motor.
Pengendara motor marah : "Nenek bego! Nyebrang
jalan gak liat2!"
Nenek sewot : "Lo yg bego!! Nabrak nenek-nenek aja
gak kena..!!"
Agus Dokeng
When i see baby, i
remember "TEDDY BEAR DOLL".
When i see a little girl, i remember
"BARBIE DOLL".
But when i see u, i remember "PANADOL"
Monald Langu
Tir
sms, bukan brarti sy tir ingad kamu. . .
Pzti slalu ada untk kamu. . . .
Rabu, 27 Juni 2012
Laporan GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMK KAWULA KARYA LEWOLEBA KABUPATEN LEMBATA PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
belakang
Keberhasilan
pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari keberhasilan nasional yang
bertujuan mewujudkan manusia Indonesia
seutuhnya. Dalam Undan-undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Begitupun
yang tertuang dalam setiap arah kebijakan pembangunan kesehatan yaitu untuk
meningkatkan mutuh sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung dengan pandangan paradigma
sehat yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan,
penyembuhan dan rehabilitasi.
|
Era globalisasi yang
didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi tatanan
kehidupan masyarakat termasuk remaja. Sejak lebih dari satu dekade ini, telah
terjadi perubahan dalam pandangan dan perilaku seksual masyarakat khususnya
dikalangan remaja Indonesia .
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dibeberapa kota menunjukan adanya perubahan itu, yang
didukung oleh berbagai fasilitas, sehingga aktifitas seksual semakin mudah
dilakukan, bahkan mudah berlanjut menjadi hubungan seksual. Agaknya hubungan
seksual tidak lagi dianggap sesuatu yang sakral yang hanya patut dilakukan
dalam ikatan perkawinan ( Wimpie Pangkahila, 1999 ).
Masalah kesehatan
reproduksi remaja merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam pembangunan
nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi karena mereka tidak dipersiapkan
mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan
dari masa kanak-kanak ke dewasa. Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik,
biologis, mental dan sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan
endokrin/hormon yang sangat dramatik pemicu masalah kesehatan remaja yang
serius karena tumbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan
terhadap masalah kesehatan reproduksi seperti hubungan seks pranikah, kehamilan
yang tidak diinginkan (KTD), aborsi dan penyakit menular seksual ( PMS )
termasuk HIV/AIDS.
Masalah kesehatan
reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian dari semua pihak, hal
ini disebabkan karena banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah kesehatan
reproduksi seperti juga masalah kesehatan lainnya, semata-mata menjadi urusan
kalangan medis, sementara pemahaman terhadap kesehatan reproduksi (apalagi
kesehatan reproduksi remaja) diakalangan medis sendiri juga masih minimal, banyak kalangan yang beranggapan bahwa masalah
kesehatan reproduksi hanyalah masalah kesehatan sebatas sekitar proses
kehamilan dan melahirkan sehingga dianggap bukan masalah kaum remaja, banyak
yang masih mentabuhkan untuk membahas masalah kesehatan reproduksi remaja
karena membahas masalah tersebut berarti juga membahas masalah hubungan seks
dan pendidikan seks.
Menurut Asrul Aswar
masalah kesehatan reproduksi remaja termasuk perilaku seksual terjadi justru
karena remaja kekurangan informasi yang benar dan bertanggung jawab sehingga
mereka mengakses informasi yang keliru dari berbagai sumber seperti melalui
film, buku, majalah, internet dan lain-lain. Perilaku seksual remaja yang
demikian, besar resikonya terhadap penularan PMS termasuk HIV/AIDS, KTD serta
aborsi atau pengguguran gandungan. Ketiga masalah ini merupakan data yang
memperkuat hasil penelitian perilaku seksual yang telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia
(Wimpie Pangkahila, 1999).
Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2000,
populasi remaja Indonesia
mencapai 44 juta usia 10 – 24 tahun dari total penduduk. Remaja merupakan bagian fase kehidupan manusia dengan
karakter khasnya yang penuh gejolak. Perkembangan emosi yang belum stabil dan
bekal hidup yang masih perlu dipupuk menjadikan remaja lebih rentan mengalami
gejolak sosial
Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra
maupun putri pernah berhubungan seksual. Penelitian di Jakarta tahun 1984
menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah.. Penelitian di Bali
tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik untuk
mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi
haid adalah nama lain untuk aborsi. Kejadian
aborsi di Indonesia
per tahun cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya
remaja,”( Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali )
. Di Denpasar sendiri, menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana, per November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari
441 wanita penderita HIV/AIDS ini terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang,
120 pekerja seksual, 228 orang baik. Karena keadaan wanita penderita HIV/AIDS
mengalami penurunan sistem kekebelan tubuh menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS
menyerang anak dan bayi yang dilahirkannya.
Menurut WHO, di seluruh dunia,
setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu yang tidak menginginkan
kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan 500.000 ibu mengalami
kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 % diantaranya meninggal akibat
komplikasi abortus yang tidak aman dan 90 % terjadi di negara berkembang
termasuk Indonesia .
Data WHO, setiap tahun 15 juta
remaja mengalamii kehamilan dimana 60 %-nya berupaya mengakhirinya. Tetapi
ketika mengambil keputusan untuk mengakhiri kehamilan di dalam lingkungan
dimana pengguguran masih dilarang atau sukar didapat, akan mendorong mereka
melakukan unsafe abortion. Hal ini menyebabkan komplikasi akibat
aborsi tidak aman berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi bahkan sepsis yang
dapat menyebabkan kematian. Disisi lain, pengetahuan remaja tentang resiko
melakukan hubungan seksual masih sangat rendah karena kurangnya informasi
mengenai seksualitas dan reproduksi.
Survey demografi
kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 1998 memperlihatkan bahwa 6,1 % wanita yang
menikah di usia 20 – 24 tahun telah melakukan hubungan seksual pada saat mereka
berusia 15 tahun ( BKKBN, 2003). Penelitian Sahabat Remaja tentang perilaku
seksual di 4 Kota menunjukan 3,6 % remaja di Kota Medan, 8,5 % remaja di Kota
Yogya, 3,2 % remaja di Kota Surabaya serta 31,1 % remaja di Kota Kupang telah melakukan
hubungan seksual secara bebas ( Kompas, 2003 ). Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Synovate Research tentang perilaku seksual remaja di 4 Kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan
Medan dengan jumlah responden 450 orang dengan usia antara 15 – 24 tahun.
Penelitian ini menghasilkan bahwa sekitar 50 % informasi tentang seks mereka
dapat dari kawan, Film porno sebanyak 35 % dan untuk sekolah hanya 10 %,
ironisnya hanya 5 % dari responden remaja ini memperoleh informasi tentang seks
dari orang tuanya. Dan sebanyak 81 % remaja tersebut mengaku lebih nyaman
berbicara seks dengan teman-temannya.
Hasil survey yang
dilakukan PKBI NTT pada tahun 2006 terhadap 500 responden remaja SMA di Kota
Kupang Nusa Tenggara Timur ditemukan sebanyak 31 % responden mengaku telah
berhubungan seks. Dan data klinis insiden IMS di Kota Kupang tercatat 318 orang
terkena penyakit Gonorhoe dan Sifilis. Kasus HIV/AIDS yang ditemukan di
Propinsi NTT hingga Agustus 2007, berjumlah 558 kasus. Dari jumlah kasus
tersebut, 24 % diantaranya adalah kaum remaja ( PKBI NTT, 11 Maret 2009 ).
Data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Lembata, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lembata dalam tiga
tahun ini meningkat yaitu tahun 2007 sebanyak 10 kasus, tahun 2008 sebanyak 13
kasus dan tahun 2009 sebanyak 15 kasus. Data dari Puskesmas Kecamatan Nubatukan
Kabupaten Lembata tentang PMS pada remaja setiap tahun meningkat yaitu tahun
2007 sebanyak 38 kasus, tahun 2008 sebanyak 89 kasus dan tahun 2009 sebanyak
103 kasus.
Data dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lembata jumlah SLTA yang ada di Kecamatan
Nubatukan sebanyak 7 buah. Dari ketujuh sekolah itu angka drop out karena
alasan hamil yang tertinggi terdapat di SMK Kawula Karya Lewoleba dengan datanya sebagai berikut : tahun 2007
sebanyak 27 siswa (10,42 % ) dari 259
siswa diantaranya 6 siswa ( 22,2 % )
keluar karena hamil, tahun 2008 sebanyak 50 siswa (17,92 %) dari 279 siswa
diantaranya 12 siswa (24%) ) keluar karena hamil, tahun 2009 sebanyak 59 siswa
( 17,94 % ) dari 312 siswa diantaranya 15 siswa ( 26,79 % ) keluar karena
hamil.
Oleh karena itu,
penelitian ini ditekankan pada siswa yang masih berstatus sebagai pelajar di
SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggra Timur,
sebagai objek penelitian dengan pertimbangan adanya indikasi terhadap masalah
kesehatan reproduksi remaja.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah penelitian dapat disusun rumusan masalah
penelitian sebagai berikut: “ Bagaimana gambaran
perilaku kesehatan reproduksi remaja di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten
Lembata tahun 2010?”.
C.
Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk mendapatkan
gambaran tentang perilaku kesehatan reproduksi di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten
Lembata tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk
mendapatkan gambaran pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di SMK Kawula
Karya Lewoleba Kabupaten Lembata tahun 2010.
b.
Untuk
mendapatkan gambaran motivasi tentang kesehatan reproduksi di SMK Kawula Karya Lewoleba
Kabupaten Lembata tahun 2010.
c.
Untuk
mendapatkan gambaran tindakan tentang kesehatan reproduksi di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata tahun 2010.
d.
Untuk
mendapatkan gambaran informasi tentang kesehatan reproduksi di SMK Kawula Karya
Lewoleba Kabupaten Lembata tahun 2010.
D.
Manfaat penelitian
1. Manfaat ilmiah
Menambah bahan refrensi ilmiah
pada pengetahuan dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan reproduksi remaja
khususnya pada SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata Propinsi Nusa
Tenggara Timur.
2. Manfaat bagi sekolah
Memberi informasi baru bagi siswa
khususnya siswa pada SMK Kawula Karya Lewoleba tentang upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan reproduksi.
3. Manfaat bagi pemerintah
Sebagai sumber informasi bagi pemerintah sebagai
penentu kebijakan dalam menangani masalah kesehatan reproduksi remaja.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Tinjauan Umum
Tentang Perilaku
Robert Kwick ( 2001 )
menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme dan
bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan
sebagai suatu reaksi dan aksi organisme tarhadap lingkungannya. Perilaku
manusia mempunyai pengaruh terhadap status kesehatan individu, kelompok dan
masyarakat. Perilaku itu sendiri adalah suatu yang kompleks, merupakan
resultante dari berbagai macam aspek internal maupun eksternal, psikologis
maupun fisik. Oleh karena demikian kompleksnya sehingga diperlukan pemahaman
dan analisis yang mendalam.
Perilaku
adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungan.
Dengan perkataan lain, perilaku baru terjadi bila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan reaksi. Sesuatu tersebut disebut rangsangan. Jadi suatu
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi berupa perilaku tertentu itu
(Suryani, 2003).
|
1.
Perilaku tertutup (Covert behavior)
Perilaku
tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat
diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas
dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap
stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable
behavior” atau “covert behavior” yang
dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.
2.
Perilaku terbuka (Over behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap
stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang
lain dari luar atau “observable
behavior”.
Menurut
Notoatmodjo (2003) Perilaku adalah tindakan atau perbuatan sesuatu organisme
yang dapat diamati dan dipelajari. Di dalam proses pembentukan dan perubahan
perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam (intern) dan dari luar (ektern)
individu itu sendiri. Faktor intern
mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya,
yang berfungsi mengelolah rangsangan dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar baik
fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan
sebagainya. Persepsi itu dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam
interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perilaku merupakan faktor terbesar
kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok
atau masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka membina dan meningkatkan
kesehatan masyarakat, intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan
melalui dua pendekatan, yakni (Notoatmodjo, 2005) :
1.
Pendidikan (Education) :
Pendidikan
adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau
melakukan tindakan-tindakan (praktek) untuk memelihara (mengatasi
masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan
kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses
pembelajaran. Sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (langgeng),
karena didasari oleh kesadaran. Memang kelemahan dari pendekatan pendidikan
kesehatan ini adalah hasilnya lama, karena perubahan perilaku melalui proses
pembelajaran pada umumnya memerlukan waktu yang lama.
2.
Paksaan atau tekanan (Coercion) :
Paksaan atau tekanan yang dilakukan kepada
masyarakat agar mereka melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Tindakan atau perilaku sebagai hasil
tekanan ini memang cepat, tetapi tidak akan langgeng karena tidak didasari oleh
pemahaman dan kesadaran untuk apa mereka berperilaku seperti itu.
Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon
seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari subyek tertentu. Respon ini ada
dua, yaitu :
1.
Bentuk
pasif merupakan respon internal, yaitu terjadi dalam diri manusia dan tidak
secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berfikir, tanggapan
(sikap batin) dan pengetahuan. Pengetahuan dan sikap
merupakan pengetahuan yang terselubung (cover
behavior).
2.
Bentuk aktif, yaitu
apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku ini sudah tampak dalam
tindakan nyata (over behavior).
Menurut Lawrence Green (1980), perilaku ini
ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni :
1.
Faktor predisposisi (predisposing factors) :
Faktor-faktor
yang dapat mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku pada diri
seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau
masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Disamping itu,
kepercayaan, tradisi, sistem, nilai di masyarakat setempat juga menjadi
mempermudah (positif) atau mempersulit (negatif) terjadinya perilaku seseorang
atau masyarakat.
2.
Faktor pemungkin (enabling factors) :
Faktor
pemungkin atau pendukung (enabling)
perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang
memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Pengetahuan dan sikap
saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau
fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dari segi
kesehatan masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses
(terjangkau) sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.
3.
Faktor penguat (reinforcing factors) :
Pengetahuan, sikap, dan fasilitas
yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat. Toma (tokoh masyarakat) merupakan faktor penguat (reinforcing) bagi terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat. Di samping tokoh masyarakat, peraturan,
undang-undang, surat-surat keputusan dari para pejabat pemerintahan pusat atau
daerah yang terkait dengan kesehatan, merupakan faktor penguat perilaku.
Becker ( 1998 ) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan ( health related behavior ) sebagai berikut:
1.
Perilaku kesehatan ( health behavior ), yaitu hal – hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan
2.
Perilaku kesehatan (health
behavior), yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
3.
Perilaku sakit (illness
behavior), yaitu segala kegiatan
atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang individu yang
merasa sakit, untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit.
4.
Perilaku
peran sakit (the sick role behavior), yakni
segala tindakan atau
kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit, untuk memperoleh kesembuhan.
B.
Tinjauan Umum Tentang
Kesehatan Reproduksi
- Pengertian
Kesehatan Reproduksi
Menurut
WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati
kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya
secara sehat dan aman.
Kesehatan reproduksi
menurut ICPD ( 1994 ) adalah suatu keadaan sejhtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua
hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
Kesehatan reproduksi adalah: keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial
yang utuh, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala
hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya
( DEPKES RI 2002 ).
Pemeliharaan kesehatan
reproduksi sebagai suatu kumpulan metode, teknik, dan pelayanan kesehatan yang
mendukung kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan
penyelesaian masalah kesehatan reproduksi. Ini juga mencakup kesehatan seksual,
yang bertujuan meningkatkan status kehidupan dan hubungan - hubungan
perorangan, dan bukan semata-mata konsultasi dan perawatan yang bertalian
dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Hak reproduksi adalah
hak setiap individu dan pasangan untuk menentukan kapan mempunyai anak, berapa
jumlah anak dan jarak anak yang dilahirkan serta memilih upaya untuk mewujudkan
hak – hak tersebut. Hak–hak reproduksi
ini dipandang penting artinya bagi setiap individu demi terwujudnya kesehatan
individu secara utuh, baik kesehatan jasmani naupun rohani sesuai dengan norma
– norma hidup sehat. Dalam hal ini hak reproduksi terkait erat dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi.
Hak reproduksi menurut
dokumen internasional Conference on Population and Development ( ICPD ) kairo
1994, mencakup hal – hal sebagai berikut: hak untuk mendapatkan informasi dan
pendidikan kesehatan reproduksi, hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan
kesehatan reproduksi, hak atas kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang
kesehatan reproduksi, hak untuk memutuskan jumlah anak dan jarak kelahiran
anak, hak untuk hidup dan bebas dari resiko kematian karena kehamilan, masalah
gender, hak mendapatkan kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan
reproduksi, hak untuk bebas dari segala bentuk penganiayaan dan perlakuan buruk
yang menyangkut kesehatan reproduksi, hak atas kerahasiaan dalam menjalankan
reproduksinya, hak untuk membangun dan merencanakan keluarga, hak dalam
kekebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kesehatan
reproduksi, hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dan kesehatan
reproduksi.
Hak–hak reproduksi
mencakup hak–hak asasi manusia yang sudah diakui dalam hukum–hokum nasional. Dokumen–dokumen
hak asasi manusia internasional dan dokumen–dokumen consencus Perseriatan
Bangsa – Bangsa lain yang relevan. Hak–hak ini didasarkan pada pengakuan akan
hak – hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan
bertanggung jawab mengenai jumlah anak, menjarangkan kelahiran dan menentukan waktu
kelahiran anak–anak mereka dan mempunyai
informasi dan cara untuk memperolehnya, serta hak unuk mencapai standar
tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi. Hal ini juga mencakup hak semua
orang untuk membuat keputusan mengenai reproduksi yang bebas dari diskriminasi,
paksaan dan kekerasan. Untuk melaksanakan hak tersebut, mereka harus
memperhitungkan kebutuhan kehidupan dari anak – anak mereka sekarang dan pada
masa yang akan datang serta tanggung jawab mereka terhadap masyarakat.
Kesehatan reproduksi
tidak tercapai oleh banyak orang didunia karena faktor– faktor sebagai berikut:
tingkat pengetahuan kurang tentang seksualitas manusia secara informasi dan
pelayanan kesehatan reproduksi yang tidak tepat atau kurang bernilai, kelasiman
perilaku seksual beresiko tinggi, praktek–praktek sosial yang mendiskriminatif, sikap–sikap negativ
terhadap perempuan dan gadis dan kekuasaan terbatas yang dimiliki banyak
perempuan dan gadis atas kehidupan seksual dan reproduksi mereka.
Ruang lingkup pelayanan
reproduksi yaitu: kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan penanggulangan infeksi menular
seksual termasuk HIV/AIDS, pencegahan
dan penanggulangan komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas,
kesehatan reproduksi lansia, berbagai program
pelayanan lain yang terkait dengan aspek kesehatan reproduksi, misalnya
penanganan kanker leher rahim, kanker payudara,
dan lain-lain.
Menurut Kairo, 1994
secara tegas menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut
masalah kehamilan dan persalinan, tetapi
juga kesehatan dari organ-organ tubuh yang lain yang akan menjamin bahwa
seseorang akan dapat melakukan fungsi
reproduksinya secara sehat. Oleh
karena itu masalah pertumbuhan tulang, khususnya tulang pinggul pada kaum
perempuan, masalah anemia, masalah pertumbuhan endokrin dan masalah
penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi
fungsi reproduksi tercakup dalam
defenisi kesehatan reproduksi tersebut. Banyak diantara faktor-faktor tersebut yang perkembangannya dipengaruhi oleh masalah-masalah
kesehatan sewaktu masih remaja.
Kesehatan reproduksi remaja didefinisikan
sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan
terbebas dari kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit
menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan
pemaksaan seksual ( FCI, 2000 ).
- Reproduksi
sehat
Reproduksi sehat
adalah kondisi dimana wanita dan pria sebagai pasangan suami istri dapat melakukan hubungan seksual secara aman,
dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan
wanita hamil pada umur yang tepat dan
dengan jarak kehamilan yang cukup sehingga dimungkinkan menjalani
kehamilan dengan aman ( Safe Motherhood
2000). Jadi reproduksi yang sehat dilihat dari pasangan menurut pengertian ini
adalah mereka yang boleh melakukan reproduksi ( hubungan suami istri) adalah
mereka yang telah terikat dengan tali perkawinan yang dikuatkan dengan akta nikah dari KUA
atau catatan sipil, diluar kategori tersebut dianggap tidak sehat secara
reproduksi. Secara sederhana reproduksi berasal dari kata RE = kembali dan produksi membuat atau
menghasilkan. Reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Menurut WHO usia produksi sehat bagi seorang perempuan adalah
pada usia 20 – 30 tahun. Karena pada
usia ini seorang ibu sudah siap secara fisik dan mental dalam menerima
kelahiran bayinya.
- Masalah kesehatan
Reproduksi
a.
Kehamilan
yang tidak diinginkan ( KTD )
Kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka
keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi
tersebut. KTD disebabkan oleh
Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses
terjadinya kehamilan dan metode -metode pencegahan kehamilan, akibat terjadinya
tindak perkosaan, kegagalan alat
kontrasepsi .
Beberapa kerugian KTD
pada remaja antara lain: remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak
siap untuk hamil maka ia bisa saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya,
Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu
yang mengalami KTD terhadap bayi yang dilahirkanya nanti, sehingga masa depan
anak mungkin saja terlantar, mengakhiri
kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi. Di Indonesia aborsi
dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum. Karena tindakan
aborsi adalah ilegal maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak
aman. Aborsi tidak aman berkontribusi kepada kematian dan kesakitan ibu.
Jikalau hubungan seks yang dilakukan menyebabkan kehamilan, dapat dipastikan bahwa kehamilan tersebut tidak dikehendaki. Jalan
pintas yang bisa dilakukan
adalah menggugurkannya. Banyak remaja yang diam-diam melakukan aborsi,
namun pengguguran kandungan mengandung sejumlah
resiko fisik yang berat karena bisa
berakibat kematian. Meskipun aborsi dilarang di Indonesia bahkan
pelakunya dikategorikan melakukan
tindak pidana karena menghilangkan nyawa
manusia, namun klinik-klinik aborsi gelap bertebaran dimana-mana, tersedianya klinik-klinik aborsi, mendorong para remaja lebih berani melakukan hubungan seks pra nikah dengan
harapan seandainya terjadi kehamilan, diam-diam
kehamilan tersebut bisa digugurkan.
b.
Aborsi
Menurut Fact About Abortion, Info Kit on
Women’s Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam
istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah
tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia
janin (fetus) mencapai 20 minggu. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan
Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta , 1996) abortus didefinisikan sebagai
terjadi keguguran janin. melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran.
Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak.
Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa
kehamilan).
Aborsi menurut dr. Agus Abadi dari UPF/ Lab Ilmu Kebidanan dan
Penyakit kandungan RSUD Dr. Soetomo/FK Unair, abortus adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan pada usia
kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. WHO memperbaharui
definisi aborsi yakni Aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di
bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan
mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematur (sebelum
waktunya). Istilah aborsi disebut juga abortus Provokatus (Inilah yang
belakangaan ini menjadi ramai dibicarakan), abortus yang dilakukan secara
sengaja. Jadi Aborsi adalah tindakan pengguguran hasil konsepsi secara sengaja.
Secara garis besar Aborsi dapat di bagi menjadi dua bagian yakni aborsi Spontan
(Spontaneous Abortion) dan abortus Provokatus (Provocation Abortion). Aborsi
Spontan yakni aborsi yang tanpa kesengajaan (keguguran).
Aborsi
Spontan ini masih terdiri dari berbagai
macam tahap yakni:
1). Abortus Iminen adalah
ancaman keguguran, artinya keguguran belum terjadi, tetapi ada tanda-tanda yang
menunjukan ancaman bakal terjadi keguguran.
2).
Abortus Inkomplitus adalah aborsi
tidak lengkap, artinya sudah terjadi pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit
3). Abortus
Komplitus yaitu pengeluaran buah kehamilan sudah lengkap.
4). Abortus
Insipien yaitu buah kehamilan mati di
dalam kandungan - lepas dari tempatnya
tetapi belum dikeluarkan.
Hampir serupa dengan
itu, ada yang dikenal missed
abortion, yakni buah
kehamilan mati di dalam kandungan tetapi belum ada
tanda-tanda dikeluarkan. Sedangkan Aborsi Provokatus (sengaja) masih
terbagi dua bagian kategori besar yakni abortus provokatus medisinalis dan
abortus provokatus kriminalis (kejahatan).
c. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) termasuk
HIV/AIDS
Penyakit menular seksual (PMS) adalah berbagai infeksi
yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual,
meskipun tidak selalu demikian, sebab dapat juga ditularkan (meskipun kecil
peranannya) tanpa hubungan seksual, misalnya melalui suntikan, transfusi darah,
kontak tubuh non-seksual, alat-alat atau benda lain. PMS tidak dapat dicegah
hanya dengan: membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual, minum jamu tradisonal, minum obat antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seksual. Ada beberapa penyakit menular seksual yang telah dikenal antara
lain sebagai berikut, yaitu :
1)
Penyakit
Sipilis (Raja singa)
Nama sifilis sudah
cukup terkenal, namun ia lebih jarang ditemukan
dari pada dengan penyakit kencing nanah. Karena ia sudah cukup sering
sembuh sendiri dengan atau tanpa obat yang diberikan oleh penderita itu
sendiri. Penyakit ini mempunyai beberapa
sinonim seperti penyakit perancis, penyakit darah kotor ataupun “hair cut” dan
lain-lain, yang digunakan penderita atau yang merasa menderita penyakit ini,
untuk menutupi rasa malu karena
menderita penyakit akibat hubungan kelamin yang bertentangan dengan
moral.
Infeksi sifilis diawali dengan timbulnya
benjolan kenyal yang tidak terasa sakit. Pada stadium berikutnya, terjadi
pembesaran limfe dan timbul nyeri otot sendi pada malam hari dan bila tidak
diperhatikan bisanya timbul kelainan jantung dan susunan syaraf otak. Sifilis
pada umumnya terjangkit setelah hubungan seksual dan sebagai “agen” nya treponema pallidum yang ditularkan
dengan persetubuhan lewat vagina maupun anus atau seks oral dengan orang yang
terinfeksi, bahkan dapat ditularkan dari ibu yang menderita sifilis kepada
bayinya.
Gejala yang timbul pada tahap pertama atau
primer adalah terbentuknya luka atau chancre mulai dari 2 sampai 3 minggu
sesudah infeksi. Pada wanita, chancre menempati dinding pada bagian dalam
vagina atau pada leher rahim atau kadang-kadang timbul dikelamin luar seperti
pada labia. Sedangkan pada pria lokasi yang paling sering adalah pada
glans penis. Bila orang terlibat pada seks oral, maka tempat chancre pada
mulut, chancre ini akan hilang pada beberapa minggu, tetapi bila tidak diobati,
penyakit akan berpindah pada tahap kedua.
Pada
tahap kedua mulai terjadi pada beberapa minngu (7-10 minggu) sampai beberapa
bulan kemudian dan diawali dengan timbulnya bercak-bercak kulit yang tidak
nyeri. Bercak ini terdiri dari bentol-bentol kemerahan pada kulit kemudian
menjadi gelap warnanya kemudian pecah dan mengeluarkan cairan. Dapat juga
muncul luka lecet di mulutnya, nyeri sendi dan bengkak, tenggorokan gatal,
sakit kepala dan demam. Setelah lesi menjadi sembuh dan selanjutnya menjadi
fase laten (tersembunyi) dan hanya dapat dideteksi dengan serologis, keadaan
ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau seumur hidup, tetapi penyakit ini bisa
menggerogoti organ tubuh secara luas. Pada stadium dini kerusakan sudah
menyerang organ yang lebih banyak seperti
pencernaan, hati, kulit, paru-paru
dan otak. Komplikasi yang timbul pada wanita hamil adalah dapat
melahirkan dengan kecacatan fisik seperti kerusakan kulit, limpa, hati dan
keterbelakngan mental.
2)
Penyakit
Gonoroe (GO)
Gonoroe atau penyakit
kencing nanah, menjadi penyakit kelamin yang tersering ditemui di dunia
kedokteran, ia mempunyai banyak nama yang digunakan oleh orang awam yang malu
kalau ketahuan telah berbuat salah
dengan dengan melakukan hubungan kelamin di luar pernikahan, seperti kencing
nanah, raja singa, penyakit anak muda dan sebagainya. Gonoroe ini merupakan
infeksi seksual yang paling sering ditemukan yang disebabkan oleh bakteri
gonococcus.
Penularannya melalui hubungan kelamin .Masa tunas penyakit
ini biasanya 3-5 hari. Masa tunas kadang
singkat, hanya 12 jam ada juga
yang lebih sampai 14 hari. Gejala yang
timbul berupa adanya rasa
sakit saat buang air kecil, pada pria berupa keluarnya
cairan dari penis pada mulanya bening kemudian keruh, kuning kental (nanah)
karena itu disebut kencing nanah. Pada wanita, sulit ditentukan masa tunas karena
pada umumnya asimptomatis.Tempat utama
yang diserang adalah leher rahim atau serviks
yang disertai keluarnya cairan seperti nanah
berwarna kuning kehijauan dari
daerah kemaluan.
Apabila
tidak diobati atau pengobatan tidak tuntas, maka infeksi akan menjalar ke alat kelamin bagian dalam
dengan gejala yang lebih berat bahkan
dapat menyebabkan kemandulan. Dalam
keadaan seperti ini, pengobatan akan menjadi lebih sulit, lama dan mahal
serta kemungkinan tetap mandul seumur hidup. Komplikasi yang timbul adalah
infeksi radang panggul, mandul, menimbulkan kebutaan pada bayi yang
dilahirkan.
3). Kandidiasis
Penyakit keputihan yang sering dikeluhkan
oleh kaum wanita, karena ia dapat mengganggu kenyamanan penderitanya, baik
karena menimbulkan bau busuk karena ia membasahi celana ataupun karena ia
menimbulkan rasa gatal. Kandidiasis menjad
salah satu penyebab penyakit ini. Ada banyak jenis jamur kandida yang ada, namun penyebab
tersering dijabat oleh Candidi
Albicans,semua spesies
candida yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia juga ditemukan sebagai
penghuni didalam mulut, tinja dan liang kemaluan. Sehingga kadang- kadang ada kesulitan
memastikan apakah jamur ini yang menjadi penyebab suatu infeksi jamur.
Selain alat kelamin, jamur candida biasa menyerang rongga mulut yang
menimbulkan bercak putih pada selaput lender mulut, lidah dan tenggorokan. Biasanya kelainan ini tidak terasa nyeri tetapi adanya robekan kulit
disudut mulut yang terasa nyeri. Bila
kandidiasis menyerang daerah sekitar lubang dubur dan kulit kantong buah zakar, ia biasanya disertai
kelainan pada sisi dalam paha, radang pada kemaluan dan liang senggama (vagina), penyebab rasa gatal
keputihan serta kadang- kadang rasa nyeri pada saat berhubungan dan berkemih.
Pada hakekatnya, kandidiasis bisa terjadi diseluruh
bagian tubuh dengan penyebaran melalui darah. Ia bisa menimbulkan nanah, radang
otak dan sebagainya. Bila kelainan
terletak dikulit, obatnya bisa berupa
salep yang dioleskan ketempat yang dihinggapi jamur, juga saluran pencernaan
dapat diberikan nistatin. Namun bila ia telah menyebar ke alat –alat dalam,
maka diperlukan obat-obat
amfoterisin B yang harus
diberikan dengan infus dan pergantiannya bisa diberikan flusitosin.
3)
HIV
/ AIDS
a.
Pengertian
HIV merupakan singkatan Human
Immunodefeciecsy Virus, yaitu yang merusak system kekebalan tubuh manusia.
Virus adalah jenis jasad renik hidup yang amat kecil yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop. Orang yang mengidap
HIV didalam tubuhnya disebut HIV positif atau pengidap HIV. Orang yang telah
terinfeksi HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukan gejala apapun.
Sehingga secara fisik tidak berbeda dengan orang lain yang sehat. Namun
pengidap HIV mempunyai potensi sebagai sumber penularan, karena dalam tubuhnya
mengandung virus yang dapat ditularkan kepada orang lain. Setelah periode 5
hingga 10 tahun sejak pertama tertular, seorang pengidap HIV mulai menunjukan
gejala – gejala bermacam – macam penyakit yang muncul karena sistem pertahanan
tubuh yang melemah. Bila telah menunjukan gejala–gejala tersebut disebut
sebagai penderita AIDS.
AIDS adalah singkatan
dari Acquired Immunodefeciency Syndrome.
Aids sebagai suatu Sindroma atau kumpulan gejala penyakit dengan karateristik
defisiensi kekebalan tubuh yang berat merupakan manifestasi stadium akhir
infeksi virus HIV (Tuti Parwati,1996). Seseorang menderita AIDS bukan karena ia
keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena ia terinfeksi virus penyebab AIDS.
Seperti diketahui, tubuh kita mempunyai sistim pertahanan, antara lain sel –
sel darah putih ( limfosit ) yang betugas untuk melawan dan membunuh kuman –
kuman penyakit yang masuk dalam tubuh kita. Jika seseorang mengidap HIV didalam
tubuhnya, maka virus ini bersarang dan menghancurkan limfosit sehingga
jumlahnya menjadi sangat terbatas dan tidak lagi mampu melawan kuman – kuman
penyakit. Kondisi tersebut memudahkan untuk terserang penyakit lain.Bahkan
serangan sesuatu penyakit tersebut bagi orang lain yang sistim pertahanan
tubuhnya berfungsi normal dapat digolongkan sebagai penyakit ringan, bagi
seorang pengidap HIV atau penderita AIDS penyakit tersebut dapat berakibat
fatal. Seorang penderita AIDS dapat meninggal oleh penyakit–penyakit infeksi
lain yang menyerang tubuhnya akibat kekebalan tubunhya yang terganggu .
b. Penularan
Penularan HIV akan terjadi bila ada kontak atau pertukaran
cairan tubuh yang mengandug virus, yaitu :
1)
Melalui
hubungan seksual yang tidak terlindung dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan seksual ini bisa
homoseksual maupun heteroseksual.
2)
Melalui
transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar oleh HIV. Transfusi darah
yang tercemar HIV secara langsung akan menularkan HIV kedalam sistem peredaran
darah dari si penerima.
3)
Melalui
jarum suntik atau alat tusuk lainnya ( Akupuntur, tindik, tato ) yang tercemar
oleh HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama–sama oleh
pencandu narkotika akan mudah menularkan HIV diantara mereka, bila salah satu
diantaranya pengidap HIV.
4)
Penularan
dari ibu hamil yang terinfeksi HIV
kepada anak yang dikandungnya. Penularan dapat terjadi selama kehamilan,
persalinan dan selama menyusui.
Mengingat pola penularan HIVseperti
disebutkan diatas, orang – orang yang berpeluang atau beresiko tinggi untuk
tertular HIV, yaitu :individu yang sering berganti-ganti pasangan dalam melakukan
hubungan seksual, penjaja seks dan pasangannya, pengguna jarum suntik secara
bersama ( bergantian ), bayi dikandung oleh ibu yang terinfeksi HIV dan orang yang memerlukan transfusi darah, bila
darah donor tidak dilakukan skrining.
c. Perjalanan penyakit
Setelah HIV memasuki tubuh manusia,
partikel virus tersebut bergabung dengan DNA sel pasien, seumur hidup akan
terinfeksi, sehingga sebagai akibatnya satu kali seseorang terinfeksi HIV,
seumur hidup dia tetap terinfeksi. Sel yang terutama diserang oleh HIV adalah
salah satu jenis sel darah putih yang disebut limfosit, sub jenis limfosit T
helper.
Gejala
penyakit AIDS merupakan manifestasi rendahnya kadar limfosit T helper, yang
secara bertahap dirusak HIV. Segera sesudah terinfeksi HIV, jumlah limfisit T
helper akan berkurang dari sekitar 2000 / Mm3 menjadi kurang lebih 1000/Mm3 dan
kemudian secara bertahap jumlahnya makin berkurang. Limfosit T memegang peranan
penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga bila jumlah dan
fungsinya terganggu menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit infeksi. Masa
inkubasi dari penyakit AIDS adalah rata-rata 5-10 tahun dan bervariasi sangat
lebar yaitu antara 6 bulan samapi lebih dari 10 tahun, walaupun tanpa gejala
tetapi yang bersangkutan telah dapat menjadi sumber penularan.
d. Gejala akibat infeksi HIV
Gejala infeksi HIV
akut (Acute
HIV Syndrome) biasanya timbul 3-6 minggu setelah infeksi pertama kali.
Gejala yang timbul dapat berupa demam atau radang kerongkongan, sakit atau
nyeri otot, myalgia dengan ruam kulit atau timbulnya limphadenophaty. Pada
tahap ini hasil uji HIV belum menunjukan hasil positif.
Tahap tanpa gejala yang
spesifik terjadi selama 3-7 tahun atau lebih. Pada tahap ini terjadi
pengembangbiakan virus secara aktif,yang diikuti menurunnya T4 limfosit. Penularan virus yang paling
sering terjadi dari mereka yang telah terinfeksi ke orang lain terjadi pada periode
ini, karena penderita tetap terlihat sehat dan tidak merasa sakit, dan tetap
aktif melakukan seks.
Tahap generalized
lymhadenophaty yaitu ditandai dengan pembesaran kelenjar limfa pada daerah
ekstra inguinal selama lebih dari 3 bulan tanpa ada sebab yang jelas.
Pembesaran umum kelenjar-kelenjar limfa merupakan respon imunologis dari system
retikulo-endothelial terhadap infeksi HIV.
Tahap infeksi lanjut
dengan gejala utamanya antara lain:
turunnya berat badan sampai lebih dari 10 % dari berat badan biasa tanpa
sebab yang jelas, diare yang terus menerus atau berulang selama lebih dari satu
bulan, demam yang terus menerus lebih dari satu bulan. Dan gejala minornya
seperti: kandidiasis oro-faring, batuk lebih dari satu bulan dermatitis
pruritik umum dan limfadenopati generalisat.
- Pelayanan
kesehatan Reproduksi bagi Remaja
Pilihan dan keputusan
yang diambil seorang remaja sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas
informasi yang mereka miliki, serta ketersediaan pelayanan dan kebijakan yang
spesifik untuk mereka, baik formal maupun informal ( Pachauri, 1997 ). Sebagai
langkah awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan
reproduksi harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi (
KIE ), yang tegas tentang penyebab dan konsekuensi perilaku seksual, apa yang
harus dilakukan dan dilengkapi dengan
informasi mengenai sarana pelayanan yang bersedia menolong seandainya telah
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau tertular PMS. Hingga saat ini
informasi tentang kesehatan reproduksi disebarluaskan dengan pesan- pesan yang
samar dan tidak fokus, terutama bila mengarah pada perilaku seksual ( Iskandar,
1997 ).
Dari segi pelayanan
kesehatan, pelayanan kesehatan ibu dan
anak serta keluarga berencana di Indonesia hanya dirancang untuk
perempuan yang telah menikah, tidak
untuk remaja. Petugas kesehatanpun belum dibekali dengan keterampilan untuk melayani kebutuhan kesehatan reproduksi para remaja
( Iskandar, 1997 ).
Jumlah
fasilitas kesehatan reproduksi yang menyeluruh untuk remaja sangat terbatas.
Kalaupun ada, pemanfaatannya relatif
terbatas pada remaja dengan masalah kehamilan atau persalinan tidak
direncanakan. Keprihatinan atau jaminan kerahasiaan ( Privacy ) atau kemampuan membayar, dan
kenyataan atau persepsi remaja terhadap sikap tidak senang yang ditunjukan oleh pihak petugas kesehatan,
semakin membatasi akses pelayanan yang lebih jauh, meski pelayanan itu ada. Disamping itu,
terdapat pula hambatan legal yang berkaitan dengan pemberian pelayanan dan informasi
kepada kelompok remaja ( Outlook, 2000
).
Karena kondisinya,
remaja merupakan kelompok sasaran pelayanan yang mengutamakan privacy dan
confidentiality ( Senderowitz, 1997 ). Hal ini menjadi penyulit, mengingat
sistim pelayanan kesehatan dasar di Indonesia masih belum menempatkan
kedua hal ini sebagai prioritas dalam upaya perbaikan kualitas pelayanan yang
berorentasi pada klien.
C.
Tinjauan Umum Tentang
Remaja
Masa remaja adalah
masa peralihan diantara
masa kanak-kanak dan masa
dewasa, dimana anak-anak
mengalami pertumbuhan cepat
disegala bidang. Masa
ini dimulai pada
umur 13 tahun dan
berakhir pada umur 21
tahun. (Daradjat, 2001).
Remaja dapat pula
didefenisikan sebagai masa
transisi dari kanak- kanak menuju
dewasa. Dalam masa transisi
tersebut yang diiringi dengan peningkatan hormonal yang cukup
serta peningkatan gizi yang diperoleh, maka terjadilah
perubahan-perubahan internal (perubahan
fisik dan Psikis) maupun perubahan eksternal (perubahan psikososial). Namun,
perubahan fisik terkesan lebih cepat ketimbang psikososialnya, (Rahcmat Cahya, 2002).
Zakiyah Darajat (1975), mendefenisikan remaja sebagai anak
yang ada pada masa
peralihan dari anak-anak
menuju usia dewasa.
Pada masa peralihan ini terjadi
percepatan pertumbuhan dalam segi fisik
maupun psikis. Baik yang ditinjau
dari bentuk tubuh,
sikap, cara berpikir
dan bertindak, mereka dikatakan manusia dewasa yang memiliki
kematangan pikiran. Zakiyah Darajat
membatasi masa ini antara usia 13-24
tahun.
Sarlito Wirawan
Sarwono (1994), mendefenisikan remaja
sebagai Individu yang tengah
mengalami perkembangan fisik dan mental.
Beliau Membatasi usia
remaja ini antara
11-24 tahun dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1.
Usia
11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai
nampak (kriteria Fisik).
2.
Dibanyak
kalangan masyarakat Indonesia , usia 11 tahun sudah dianggap akil baliq, baik
menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka
sebagai anak-anak (Kriteria sosial).
3.
Pada
usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa.
4.
Batasan
usia 24 tahun merupakan batas maksimum untuk memberi kesempatan mereka mengembangkan dirinya setelah
sebelumnya masih tergantung pada orang tua.
Sementara itu WHO pada
tahun 1974 mendefenisikan remaja yang lebih bersifat konseptual sebagai fase ketika seorang anak mengalami hal-hal sebagai berikut : individu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai ia mendapat kematangan seksualnya, individu mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, terjadi
peralihan ketergantungan sosial-ekonomi
yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri.
Sedangkan
periode remaja sesuai tingkatannya disekolah tempat belajar tersebut berada dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
- Remaja awal adalah siswa SLTP atau SLTA dan
mereka berusia 12-15 tahun.
Kelompok remaja usia awal disebut
pula kelompok pelajar
muda (RI DEPKES,1994) pada perubahan fisik yang tekandung
mengagetkan,sehingga tidak jarang pula ada yang mengalami gonjangan jiwa.
Cara berfikir remaja awal umumnya sangat pendek dan cendrung masih
kekanak-kanakan, tetapi mulai merasa tidak dikontrol sehingga secara
bertahap ingin lepas dari pengaruh orang tua. Pergaulannya luas dibanding
sewaktu masa anak-anak dan mulai mengenal dunia luar tanpa bayang-bayang orang tua sehingga
selalu ingin bebas. Remaja awal mulai menanamkan kepercayaan kepada teman-temannya, mempunyai teman
akrab dan kelompok teman
sebaya sehingga perasaan takut
kehilangan teman menjadi sangat
besar, karena teman-temannya dianggap penuh rasa solidaritas dan setiap anggota kelompok merasa bebas dari pengaruh orang dewasa. Mereka pada umumnya suka berbagi pengalaman mulai dari merahasiakan sesuatu.
- Remaja menengah adalah siswa SMU berusia 15-18
tahun, kelompok usia remaja
menengah disebut juga kelompok remaja penuh. Pertumbuhan fisiknya sudah
mendekati orang dewasa sehingga menganggap dirinya sudah dewasa tapi emosinya masih labil.
Cara berpikir remaja menengah sudah mulai berubah dan lancar berkomunikasi
dengan orang tua sehingga sudah layak diajak berdiskusi tentang topik-topik yang ringan, buku-buku
bacaannya sudah meningkat berupa cerita berbentuk percintaan,
petualangan, misteri dan juga berbagai majalah-majalah gosip.
- Remaja akhir adalah remaja berusia 18-23 tahun
umumnya kelompok akhir telah tamat SMU atau menjadi mahasiswa . Secara
fisik sudah seperti orang dewasa, emosinya sudah menjadi tenang dan
stabil, mulai dapat berfikir rasional karena sudah berpengalaman melampaui masa-masa awal dan menengah. Tujuan
hidup pelajar akhir masa depan, ruang lingkup pergaulannya lebih luas dan
sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Hurlock (2000), perkembangan remaja terbagi atas
beberapa tahapan, yaitu :
1. Perkembangan remaja usia 11-13 tahun.
Usia 11-13 tahun merupakan tahap remaja awal. Pada masa ini mulai terjadi
banyak perubahan, baik fisik atau jasmani maupun rohani yang tidak disadari
oleh mereka. Remaja seringkali mengalami perubahan kejiwaan seperti rasa cemas, rendah diri dan masalah
pergaulan. Pada tahap ini remaja perlu mengetahui tentang tumbuh kembang
remaja.
2. Perkembangan remaja usia 14-18
tahun.
Usia 14-18 tahun merupakan tahap lanjut dari
remaja awal dan mulai memasuki tahap aktif seksual. Masalah yang dihadapi bukan
lagi masalah perubahan pada dirinya, tetapi masalah kehamilan yang diinginkan
yang umumnya berlanjut dengan menggugurkan kandungan atau aborsi. Pada tahap
ini seharusnya remaja telah mempunyai informasi dan pengetahuan yang benar
tentang kesehatan reproduksi yang diperoleh dari sumber yang benar, sehingga
mereka bisa menghindari hal-hal yang beresiko pada kehidupannya, seperti
hubungan seks, dapat menimbulkan kehamilan, mengetahui jenis perilaku yang
beresiko dan akibatnya, memahami resiko tindakan aborsi yang membahayakan.
3. Perkembangan remaja usia 19-21
tahun.
Menurut BKKBN (2000) usia 19-21 tahun merupakan tahap akhir remaja.
Kebutuhan pada usia ini adalah persiapan untuk menikah dan menjadi orang tua.
Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka masalah yang timbul adalah kehamilan
yang tidak diinginkan, perawatan kehamilan dan persalinan yang kurang baik,
terkena penyakit menular seksual dan perawatan yang kurang baik jika menjadi
orang tua. Pada usia ini remaja harus mengetahui informasi kesehatan reproduksi
yang dibutuhkan untuk persiapan menikah dan keluarga, seperti perawatan
kehamilan dan mencegah penyakit menular seksual. Remaja yang sedang mencari
identitas sangat mudah menerima informasi dari luar yang berkaitan dengan,
masalah fungsi alat reproduksinya, sehingga cenderung menjurus ke arah
pelaksanaan hubungan seksual yang semakin bebas. Masalah tersebut memberikan
dampak yang merugikan remaja dalam menghadapi masa
depan yang lebih baik.
D.
Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, menyaksikan, mengalami atau diajar sangat menentukan
terjadinya pengetahuan pada seseorang.
Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan atau bagian yang sangat penting atau terjadinya tindakan seseorang (over
behavior) sedangkan kedalaman pengetahuan
dalam domain “Cognitive” dapat diketahui melalui tindakan cognitive yang mereka
miliki mulai tindakan cognitive pertama (C1)
yaitu tindakan pengetahuan yang paling rendah, dalam hal ini seseorang
hanya mampu menyebut istilah-istilah saja berdasarkan apa yang telah
dipelajari atau didengarnya, sampai pada
tingkat C6 atau domain cognitive enam yaitu
tingkatan pengetahuan yang paling tinggi dalam hal ini seseorang tidak
hanya mampu menyebut
istilah-istilah saja tetapi sudah mampu melakukan analisis dan penilaian
terhadap apa yang diketahuinya. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan.
Penelitian Rogers
(1997) mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru (berprilaku
baru), di dalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni :
1.
Awareness (kesadaran), dimana
orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus (objek).
2.
Interest (merasa tertarik)
terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap suatu objek sudah mulai
timbul.
3.
Evaluation (menimbang-nimbang)
terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini bearti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
4.
Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5.
Adaption, dimana subjek telah
berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan menurut
Bloom merupakan bagian dari cognitive domain yaitu bagaimana terjadinya proses
menjadi tahu, yang terdiri dari 6 (enam) tingkatan penerimaan suatu inovasi yaitu :
1.
Tahu
(know)
Tahu diartikan
sebagai mengingat suatu
materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk
ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan
sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasi materi tersebut
secara benar. Orang yang paham terhadap objek
dan materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi
diartikan sebagai kemampuan
untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi
rill (sebenarnya). Aplikasi
disini, dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan
hokum-hukum rumus, metode
prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4.
Analisis (Analysis)
Analisis adalah
suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam struktur
organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini
dapat dari penggunaan kata-kata
kerja : dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan
dan sebagainya.
5
Sintesis
(Synthesis)
Sintesis menunjuk
kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan
bagian - bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis itu suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteriayang ditemukan
sendiri atau mengunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
E.
Tinjauan Umum Tentang
Motivasi
Motivasi, dapat didefenisikan sebagai proses
yang terjadi didalam diri, yang menciptakan tujuan
dan memberikan energi
bagi perilaku seseorang ( Kimble,et al, 19984). Motif
dirasakan sebagai kemauan, kebutuhan dan
keinginan, sehingga motivasi berhubungan erat dengan perilaku yang diarahkan kepada upaya untuk memenuhi apa
yang mendasari kemauan, kebutuhan dan
keinginan tersebut. Arah bagi upaya untuk pemenuhan terhadap apa yang dimaui, dibutuhkan dan
diinginkan inilah yang menjadi tujuan seseorang. Setiap orang tertarik pada
serangkaian tujuan, yang secara timbal
balik memberikan motivasi kepadanya untuk
mencapai tujuan tersebut. Secara garis
besar, teori motivasi dapat dikelompokan
menjadi dua kategori yaitu teori kepuasan dan teori
proses ( Gibson,et al,1982 ). Teori kepuasan, antara lain dikemukakan oleh Maslow,
Herzberg dan MC Celland. Teori proses,
antara lain dikemukakan oleh Vroom.
Teori
Maslow,
yang lebih dikenal sebagai teori hierarki kebutuhan sering digunakan untuk
meramalkan perilaku orang dalam kelompok atau organisasi, dan bagaimana
memanipulasi atau membentuk perilaku
tersebut dengan cara memenuhi
kebutuhannya, meskipun Maslow sendiri tidak
bermaksud untuk meramalkan perilaku. Ia hanya bertolak dari asumsi dasar
yaitu: bahwa manusia selalu mempunyai kebutuhan
untuk berkembang dan maju, bahwa
manusia berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok terlebih dahulu sebelum berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya, artinya kebutuhan
yang lebih mendasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan
tambahan yang lebih tinggi mulai mengendalikan perilaku seseorang, yang penting dari pemikiran Maslow ini adalah: kebutuhan yang telah dipenuhi akan berhenti
daya motivasinya, artinya apabila sebagian atau keseluruhan kebutuhan seseorang
telah terpenuhi, maka motivasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan berkurang
atau bahkan terhenti sama sekali, kemudian motivasinya berpindah ke upaya untuk
memenuhi kebutuhan lainnya yang lebih
tinggi.
Hierarki kebutuhan
manusia menurut Maslow, yaitu: kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling
pokok, meliputi kebutuhan makanan dan
minuman, tempat tinggal dan bebas dari gangguan cuaca dan penyakit, kebutuhan akan
keselamatan dan rasa aman (safety and
security), yakni selamat dari ancaman atau gangguan lingkungan, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (belongingness), sosial dan cinta, yakni kebutuhan akan pertemanan, afiliasi,
interaksi dan cinta, kebutuhan penghargaan (esteems), yakni kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, kebutuhan
kognitif, yakni kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, keingintahuan,
kebutuhan estetis, yakni kebutuhan akan keindahan, keseimbangan, keteraturan, kebutuhan
realisasi diri (self actualization), yaitu
kebutuhan untuk memenuhi kepuasan diri dengan memanfaatkan segala kemampuan,
keterampilan dan potensi diri secara maksimal.
Kebutuhan tingkat I,
kebutuhan fisiologis/biologis, merupakan kebutuhan yang terlebih dahulu ingin
dipenuhi oleh individu sebelum ia mulai
berpikir tentang kebutuhan lainnya.
Ketika hampir mencapai puncak kepuasannya, maka derajad kebutuhan tingkat
I ini akan menurun, individu mulai
berpikir untuk memenuhi kebutuhan
tingkat II, kebutuhan safety security. Ketika pemenuhan kebutuhan
tingkat II hampir mencapai puncak kepuasannya, maka akan mulai muncul upaya
untuk memenuhi kebutuhan tingkat III, kebutuhan sense of belonging, rasa
memiliki dan dimiliki. Ketika upaya pemenuhan kebutuhan tingkat III ini hampir
terpenuhi, maka akan muncul upaya untuk memenuhi kebutuhan tingkat IV, kebutuhan
esteems, kebutuhan akan penghargaan. Demikian seterusnya sampai terpenuhinya
kebutuhan untuk menjadi diri sendiri, merasa diakui kebolehannya, sebagai
tingkat kebutuhan tertinggi manusia.
Teori
Hezberg, disebut
juga teori dua faktor tentang motivasi yaitu : Faktor yang membuat orang merasa tidak puas (dissatisfiers-factor) dan faktor yang membuat orang rasa puas (satisfiers-factor). Penelitian Hezberg
terhadap 200 orang akuntan dan ahli mesin menghasilkan kesimpulan mengenai
adanya dua kondisi kerja yang berpengaruh terhadap ketidakpuasan dan motivasi.
Pertama, serangkaian kondisi ekstrinsik, terkondisi oleh faktor eksternal, yaitu suatu kondisi pekerjaan yang
diharapkan, yang apabila kondisi ini
tidak tersedia membuat orang
merasa tidak puas, tapi bila kondisi ini tersedia tidak akan memotivasi orang
untuk bekerja lebih baik. Kondisi yang dianggap “seharusnya tersedia“ seperti
ini disebut juga faktor kesehatan (hygiene-factors), karena faktor
tersebut persyaratan minimum untuk
terbebas dari rasa tidak puas, seperti upah minimum, rasa aman dalam bekerja,
suasana kerja yang menyenangkan, status yang jelas, prosedur yang jelas, mutu
pengawasan tehnis yang kontinyu, suasana hubungan antar manusia yang
menyenangkan. Kedua, serangkaian kondisi instrinsik, terkondisi oleh
faktor internal seseorang, yaitu suatu
kondisi pekerjaan, yang apabila tersedia akan mendorong motivasi kerja, dan
selanjutnya akan lebih meningkatkan produktivitas kerja, tapi apabila tidak tersedia, tidak
akan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang
berlebihan atau sampai merusak situasi kerja, seperti: kesempatan untuk
mencapai prestasi kerja yang terbaik (achievement),
pengakuan atas prestasi yang dicapai (recognition), pemberian tanggung jawab
penuh atas tugas yang diberikan (responsibility),
kesempatan untuk terus mencapai kemajuan
dalam pekerjaan (advancement),
kesempatan untuk terus berkembang dalam
karier (growth), kesesuaian jenis pekerjaan dengan
kemampuan yang dimiliki (work).
Teori
MC Celland,
dikenal sebagai teori motivasi yang
berhubungan erat dengan proses belajar. Ia mengemukakan bahwa kebutuhan
individu sangat terkait dengan
kebudayaan, artinya kebutuhan merupakan
sesuatu yang dipelajari dari lingkungan kebudayaannya. Orang yang tidak
pernah melihat dan mendengar tentang
televisi, tidak akan pernah membutuhkan televisi, dan tak akan pernah
termotivasi untuk memiliki televisi .Oleh karena itu motivasi, yang bersumber
dari adanya upaya untuk memenuhi kebutuhan, merupakan sesuatu yang dapat
dipelajari dan diajarkan.
Diantara begitu banyak kebutuhan manusia MC Celland membahas tiga jenis kebutuhan
saja, yaitu: Kebutuhan individu akan prestasi, kebutuhan individu akan afiliasi
(pertemanan) dan kebutuhan individu
akan kekuasaan. Tinggi atau rendahnya tingkat kebutuhan seseorang akan
menentukan kuat atau lemahnya motivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka yang mempunyai n-Ach
tinggi lebih senang menetapkan sendiri
tujuan hasil kerja akan dicapai, dengan mengukur batas kemampuannya sendiri,
membutuhkan umpan balik yang cepat terlihat, kerja yang efisien serta
bertanggung jawab terhadap pemecahan masalah yang ada.
Teori
proses mengenai motivasi berusaha menjawab pertanyaan tentang
bagaimana menguatkan (energize),
mengarahkan (direct), memelihara (maintain) dan menghentikan (stop) perilaku individu (Gibson et al,
1982). Sehubungan dengan teori proses ini, Vroom (1964) mengemukakan adanya dua
tingkatan hasil dalam setiap pekerjaan,
dimana hasil dari tingkat pertama berupa produk dari perilaku, sedangkan hasil
tingkat kedua berupa peristiwa yang
ditimbulkan oleh atau sebagai dampak
dari hasil tingkat pertama.
Menurut Vroom, ada
tiga konsep penting mengenai hubungan antara hasil tingkat pertama dan kedua,
yaitu: Pertautan (instrumentality), dimana
individu mempersepsikan bahwa hasil tingkat kedua sangat terkait dengan
hasil tingkat pertama,
artinya tanpa hasil tingkat
pertama tidak mungkin terjadi hasil
tingkat kedua, Valensi (Valence), dimana
individu dalam memutuskan
pilihan mempertimbangkan
sekaligus hubungan antar hasil tingkat
pertama dan hasil tingkat kedua, Harapan
(expectancy), dimana
individu dalam memutuskan
pilihannya disertai dengan harapan bahwa hasil tingkat pertama akan memberikan
dampak yang lebih baik bagi hasil tingkat kedua.
Menurut John P Elder (
et.al. 1994), untuk berperilaku sehat diperlukan tiga hal yaitu: pengetahuan
yang tepat, motivasi dan keterampilan untuk berperilaku sehat. Jika seseorang
tidak memiliki keterampilan untuk memunculkan perilaku sehat maka disebut sebagai skill deficit. Untuk
meningkatkan perilaku sehat, maka intervensi yang tepat adalah dengan
memberikan berbagai pelatihan. Namun
jika seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan namun tidak memiliki
motivasi maka disebut sebagai
performance deficits. Untuk menimbulkan motivasi maka teknik yang popular digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan modifikasi
perilaku dari aliran kaum behavioristik.
Pemberian penguat (reinforcement)
untuk meningkatkan perilaku, atau pemberian sanksi atau hukuman untuk
menurunkan frekuensi perilaku.
Pada dasarnya tidak
ada seorangpun yang ingin menjadi sakit ( kecuali mereka yang mengalami gangguan psikologis
tertentu ), namun seringkali kita secara sadar melakukan perilaku yang
merupakan faktor resiko untuk mendapatkan penyakit. Masalah yang menyebabkan
seseorang sulit termotivasi untuk berperilaku sehat adalah karena perubahan
perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak menimbulkan dampak langsung
secara cepat, bahkan mungkin tidak berdampak apa-apa terhadap penyakitnya,
namun hanya mencegah agar tidak menjadi
lebih buruk lagi. Memotivasi orang sehat
adalah jauh lebih sulit dari pada memotivasi orang sakit. Sebab pada dasarnya,
sakit merupakan hal yang selalu ingin
kita hindari. Jika kita masih sehat dan diminta untuk melakukan perilaku yang
tidak menyenangkan, umumnya tidak akan kita lakukan. Karena pada saat sehat,
menghindari penyakit adalah bukan tujuannya. Faktor lingkungan juga dapat mempersulit motivasi seseorang untuk
berperilaku hidup sehat, jika lingkungan keluarganya tidak mendukung perilaku
tersebut .
F.
Tinjauan umum tentang tindakan
Tindakan atau
perbuatan adalah perwujudan dari apa yang diketehui terhadap situasi atau
ransangan dari luar. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan,
untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Praktek
atau tindakan dapat dibagi menjadi empat
tingkatan yaitu:
1.
Persepsi(perception),
yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2.
Respon
terpimpin ( Guided Respons ), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator tindakan tingkat kedua.
3.
Mekanisme
( Mecanism ),yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuai itu sudah
merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat ketiga.
4.
Adaptasi
( Adaptation ), yaitu merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri
tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
G.
Tinjauan Umum Tentang Informasi
Menurut Gordon B. Davis
dalam bukunya Management
Informations Sistem: Conceptual Foundations,
Structures, and Development menyebut informasi sebagai data yang telah
diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai
yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan. Menurut
Barry E. Cushing dalam buku Accounting
Information System and Business Organization, dikatakan bahwa informasi
merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan
berguna kepada orang yang menerimanya. Menurut Robert N. Anthony dan John
Dearden dalam buku Management Control
Systems, menyebut informasi sebagai suatu kenyataan, data, item yang
menambah pengetahuan bagi penggunanya. Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G.
Simkin dalam bukunya Accounting
Information Systems : Concepts and Practise mengatakan informasi sebagai
kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan bisnis.
Dari keempat
pengertian seperti tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan
hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang
menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan
sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan. Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah
menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang
nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau
keputusan-keputusan yang akan datang .
Penulis lain, Burch
dan Strater, menyatakan: informasi
adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan
pengetahuan atau keterangan. Sedangkan
George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data yang penting yang memberikan
pengetahuan yang berguna.
Jadi, secara umum informasi adalah data yang
sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan
atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik
masa sekarang atau yang akan datang. Untuk memperoleh informasi yang berguna,
tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga
menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih
terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya
diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan
informasi yang diperlukan. George R.Terry,
Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa
aspek, yaitu:
- Tujuan sipenerima
Apabila informasi itu tujuannya
untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam
usahanya untuk mendapatkannya.
- Ketelitian
penyampaian dan pengolahan data
Penyampaian dan mengolah data,
inti dan pentingnya informasi harus
dipertahankan.
- Waktu
Informasi
yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan informasi itu sendiri.
- Ruang
dan tempat
Informasi
yang didapat harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar
penggunaannya lebih terarah bagi si pemakai.
5.
Bentuk
Dalam
hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh penggunaannya secara efektif,
hubungan-hubungan yang diperlukan, kecenderungan-kecenderungan dan
bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen serta menekankan informasi
tersebut ke situasi-situasi yang ada hubungannya.
6.Semantik
Agar
informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara kata-kata dan arti
yang cukup jelas dan menghindari kemungkinan salah tafsir.Jelaslah bahwa agar
informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada
waktu yang tepat, dan dalam bentuk yang tepat pula.
BAB
III
KERANGKA
KONSEP
A.
Dasar Pemikiran
Variabel yang Diteliti
Masalah kesehatan reproduksi
remaja merupakan masalah
yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan nasional di Indonesia.
Masalah remaja terjadi karena
mereka tidak dipersiapkan
mengenai pengetahuan tentang
aspek yang berhubungan
dengan masalah peralihan
dari masa kanak-kanak
ke dewasa. Masalah
kesehatan remaja mencakup
aspek fisik, biologis, mental dan
sosial.
Perubahan fisik yang
pesat dan perubahan
endokrin / hormon
yang sangat dramatik pemicu
masalah kesehatan remaja
yang serius karena tumbuhnya dorongan motivasi seksual yang
menjadikan remaja rawan terhadap masalah
kesehatan reproduksi seperti
hubungan seks pranikah, kehamilan yang
tidak diinginkan ( KTD ), aborsi dan penyakit menular seksual ( PMS )
termasuk HIV/AIDS.
|
B.
Pola pikir penelitian
Pola
pikir dari penelitian yang akan dilakukan ini dibuat dalam bentuk kerangka
konsep sebagai berikut :
Variabel
Independen
Variabel Dependen
|
|
|
Keterangan
:
: Variabel
yang diteliti
C.
Defenisi
Operasional
Untuk memberikan
kesamaan pengertian dalam penelitian maka penulis mengemukakan beberapa
defenisi operasional sebagai berikut :
1.
Kesehatan
Reproduksi Remaja adalah keadaan sejahtera
fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan bebas dari kehamilan
yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS)
termasuk HIV/AIDS.
2.
Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui oleh
para siswa tentang kesehatan reproduksi ( Reproduksi
sehat, kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD), aborsi dan PMS termasuk HIV/AIDS).
3.
Motivasi
adalah suatu keinginan atau kemauan para
siswa tentang kesehatan reproduksi ( Reproduksi sehat, kehamilan yang
tidak diinginkan (KTD), aborsi dan PMS
termasuk HIV/AIDS).
4.
Tindakan adalah
suatu perwujudan dari apa yang diketahui oleh siswa tentang kesehatan reproduksi ( Reproduksi
sehat, kehamilan yang tidak diinginkan (
KTD), aborsi dan PMS termasuk HIV/AIDS).
5.
Informasi
adalah keterangan yang didapatkan oleh
siswa mengenai kesehatan reproduksi melalui berbagai sumber (Petugas kesehatan,
guru, media masa).
BAB
IV
METODE
PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan
pendekatan deskripitif, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran perilaku
kesehatan reproduksi remaja di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata
tahun 2010.
B.
Lokasi Penelitian
Penelitian
dilakukan di SMK Kawula Karya Lewoleba Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata
Propinsi Nusa Tenggara Timur.
C.
Populasi dan sampel
- Populasi
Populasi
yang diambil adalah semua siswa kelas XI
pada SMK Kawula Karya yang masih terdaftar pada saat penelitian dilakukan yaitu
sebanyak 96 orang.
- Sampel
Sampel
yang diambil adalah semua yang menjadi populasi yaitu semua siswa kelas XI yang
masih terdaftar pada saat penelitian yaitu sebanyak 96 orang.
D.
Cara pengambilan
sampel
|
E.
Cara Pengumpulan Data
1.
Data
primer
Data primer diperoleh
dengan cara kunjungan langsung kelokasi penelitian dan membagikan kuisioner
untuk diisi sendiri oleh responden.
2.
Data
sekunder
Data
sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian.
3.
Alat pengumpulan data dirancang oleh peneliti sesuai
dengan kerangka konsep yang telah dibuat yaitu kuisioner.
F.
Cara pengolahan data
Data
yang dikumpulkan kemudian diolah dengan
bantuan komputer program SPSS dengan langkah-langkah dalam pengelolahan data
adalah sebagai berikut:
1.
Tahap editing dilakukan dengan tujuan
agar data yang diperoleh merupakan informasi yang benar. Pada tahap ini
dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jawaban dan jelas tidak jawabannya.
2.
Pengkodean dimaksudkan untuk menyingkat
data yang diperoleh agar memudahkan pengolah dan menganalisis data dengan
memberikan kode-kode dalam bentuk angka.
3.
Pembuatan/pemindahan hasil koding
kuesioner ke daftar koding (master tabel).
4.
Tabulasi. Pada tahap ini data yang sudah
diolah dengan komputer disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
G.
Analisis dan Penyajian
Data
1.
Analisis Data
Analisa data penelitian secara deskriptif yang
ditujukan untuk memberikan
hubungan frekuensi dan distribusi gambaran perilaku kesehatan reproduksi remaja dengan meninjau pengetahuan, motivasi,
tindakan dan informasi.
2.
Penyajian Data
Data
yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik disertai
penjelasan
kUisoner
KUISIONER
GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN
REPRODUKSI
REMAJA DI SMK KAWULA KARYA
LEWOLEBA
KABUPATEN LEMBATA PROPINSI NTT
TAHUN 2010
A.
IDENTITAS RESPONDEN
Nomor responden :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
B. DAFTAR PERTANYAAN
a).
Pengetahuan
1. Apakah adik tahu tentang kesehatan reproduksi ?
a. Ya b. Tidak
2.
Menurut adik umur reproduksi
sehat untuk seorang wanita adalah:
a. umur 15 – 35 tahun
b.umur 20 – 30 tahun.
3.
Apakah adik tahu tentang masalah-masalah
kesehatan reproduksi remaja?
a. Ya b. Tidak
4. Menurut adik apakah kehamilan yang
terjadi diluar nikah adalah termasuk
masalah kesehatan reproduksi?
a. ya b. Tidak
5. Menurut adik apa yang dimaksudkan dengan
PMS?
a.
Penyakit karena kutukan
b. Penyakit kelamin yang ditularkan melalui
hubungan seksual.
6. Dibawah ini merupakan gejala-gejala
penyakit HIV/AIDS yaitu:
a.
Demam lebih dari satu bulan, diare lebih dari satu bulan, berat
badan turun
drastis
b. Panas, menggigil, diare.
7. Orang yang beresiko terkena HIV/AIDS
adalah:
a. Orang yang tinggal serumah dengan penderita
AIDS
b. Orang yang selalu ganti-ganti pasangan
dalam hubungan
seksual.
8. Jenis-jenis penyakit yang termasuk penyakit
menular seksual (PMS) adalah
a. Campak, scabies
b.
HIV/AIDS, sifilis, Gonorhoe.
9. Menurut adik, pengobatan yang paling tepat pada
penderita penyakit
menular seksual (PMS) adalah:
a. Mengobati sendiri ( beli obat-obat di
apotik tanpa resep dokter
atau minum
ramuan tradisional)
b.
Berobat ke petugas kesehatan
10. Menurut
adik , yang manakah dibawah ini yang merupakan salah satu
upaya pencegahan penyakit menular seksual (PMS)?
a.
Menghindari diri dari penderita PMS
b.
Tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah.
b).Motivasi
1.
Apakah adik pernah menanyakan masalah kesehatan
reproduksi pada orang tua adik?
a. Ya b.
Tidak
2. Menurut adik mencegah kehamilan
yang terjadi di luar nikah adalah upaya
untuk meningkaatkan kesehatan reproduksi ?
a. Ya b.
Tidak
3. Menurut adik apakah masalah
kesehatan reproduksi merupakan tanggung
jawab keluarga?
a. Ya b.
Tidak
4. Menurut adik mencegah hubungan seks sebelum
menikah bukan
merupakan upaya untuk mencegah
penyakit PMS termasuk HIV/AIDS
a. Ya b. Tidak
5. Menurut
adik apakah kehamilan yang terjadi di luar nikah adalah aib
sehingga tidak perlu mencari
tempat pelayanan kesehatan untuk melakukan
pemeriksaan ?
a. Ya b.Tidak
c). Tindakan
1. Apakah adik pernah melakukan hubungan seks?
a. Ya b. Tidak
2.
Jika ya, mulai umur berapa adik melakukan hubungan seks?
a. 12- 15 tahun
b. 16 – 18 tahun.
c. 19 – 21 tahun
3.
Apakah pada 3 bulan terakhir ini adik pernah mengalami penyakit
Gonoroe (kencing nanah)?
a. Ya b. Tidak
4. Apa yang adik lakukan bila adik mengalami penyakit Gonoroe?
a. Biarkan sembuh sendiri
b. Berobat ke
petugas kesehatan
c. Minum obat
tradisional
5. menurut adik upaya apa yang
dilakukan sehingga adik bisa bebas dari penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS yaitu:
a. Cuci alat kelamin dengan sabun setelah melakukan
hubungan seks
b.
Tidak melakukan hubungan seks diluar nikah
c. Minum obat antibiotik sesudah melakukan hubungan seks.
d).Informasi
1. Dari mana adik memperoleh informasi tentang kesehatan
reproduksi?
a. Petugas kesehatan d. Film porno
b. Teman e. Internet
c. Orang tua f. Buku-buku
bacaan
2.
Sejak umur berapa adik mulai mengakses
informasi tentang kesehatan reproduksi?
a. 10-13 tahun
b. 14-17 tahun
c. 18-20 tahun
3. Apakah orangtua adik pernah memberikan informasi tentang kesehatan
reproduksi pada adik?
a. Ya b. Tidak
4 Apakah guru-guru disekolah adik selalu memberikan
informasi tentang masalah kesehatan reproduksi?
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
5.
Apakah petugas kesehatan pernah mengunjungi sekolah adik
untuk menyampaikan masalah kesehatan reproduksi?
a.
Ya b. Tidak
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar Azrul, Kebijakan dan
Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di
Indonesia , Jakarta , 2005.
Abu
Ghifari Al, 2003, Gelombang Kejahatan
Seks Remaja Modern, Mujahid Press,
Dinkes Kab.
Lembata, 2008, Profil Kesehatan , Lewoleba.
Departemen Kesehatan. 1997, “Pedoman Penyuluhan AIDS”, Pusat
Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat, Jakarta .
Departemen
kesehatan RI. 1995, “Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Seksual”, Jakarta
Iskandar B.Meiwita dan Darwisyah Rokhmawati Siti, Lokakarya
Nasional Dampak Krisis Ekonomi Terhadap
Kesehatan Masyarakat Rentan, Pusat komunikasi kesehatan berpersektif
jender, Bali ,1999.
Sani Ina, 4 juli 2007, Solusi mengatasi pencegahan HIV/AIDS, Surabaya , 4 april 2009.
Juspin Landung, 2002, Pengetahuan Dan Persepsi Remaja
Wanita Tentang Perkawinan Di Kelurahan Rantepaselle Kabupaten Tana
Toraja, FKM UNHAS, 2002
Komnas Ham, 2006, Hak atas Kesehatan
Seksual dan Kesehatan Reproduksi
Perempuan. Jakarta 2005.
Manuaba Gde Bagus Ida,1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
Arean, Jakarta
1999.
Munir Baderel, 2001, Dinamika
kelompok penerapannya dalam laboratorium ilmu perilaku, unversitas
Sriwijaya, Nopember 2001.
Notoadmodjo
Soekidjo, 2003, Ilmu
Kesehatan Masyarakat, PT Rineka
Cipta Jakarta .
Notoadmodjo Soekidjo, 2005, Promosi
Kesehatan, PT Rineka Cipta Jakarta.
Notoadmojo
Soekidjo, 2005, Metodologi
PenelitianKesehatan, PT Rineka Cipta Jakarta.
Pratiwi , 2004, Pendidikan
Seks Untuk Remaja, Tugu Publisher, Yogyakarta .
Sarlito Wirawan, 2002, Psikologi Remaja, PT Raja Grafindo Persada Jakarta ..
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Administrasi ,
Alfabeta Bandung .
Thamrin
Husni Muh, dkk, 2010, Panduan Kerja
Penyelesaian Studi, FKM UVRI Makassar, jl.G. Bawakaraeng No. 72 Makassar .
Zainul Hydayat, 1999, Sikap dan perilaku seksualitas remaja di Indonesia , Warta
Demografi ( Depok ), Th-29,(3),1999:38-42.
-------------------- Remaja NTT Rentan Masalah IMS dan HIV/AIDS. Kupang 11 Maret 2009. WWW. Antara-Online-Com/ 2009
.
---------------------Atasi Masalah Remaja Dengan “ Peer Education” Kupang 12 maret 2009.WWW.Antara-Online-Com/2009
----------------------Perilaku
Seks Bebas Dikalangan Remaja , Jakarta 2009. http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=36094&ik=6
Langganan:
Postingan (Atom)