Pengikut

Minggu, 01 Juli 2012

KONSEP NYERI


DEFINISI
Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal.

PENYEBAB NYERI
1. Trauma
a. Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
b. Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
5. Trauma psikologis

KLASIFIKASI NYERI1. Menurut Tempat
a. Periferal Pain
1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan)
2) Deep Pain (Nyeri Dalam)
3) Reffered Pain (Nyeri Alihan)
nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya.
b. Central Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dll
c. Psychogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis.
d. Phantom Pain
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat.
e. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar.
2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya menetap 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.
3. Menurut Berat Ringannya
a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
4. Menurut Waktu Serangan
Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986, The National Institutes of Health Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik Nonmalignan.
Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis :
1. Nyeri Akut
Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur. Klien yang mengalami nyeri akut baisanya menunjukkan gejala-gejala antara lain : perspirasi meningkat, Denyut jantung dan Tekanan darah meningkat, dan pallor
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan klien sering sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai dirasakan.

PENGKAJIAN NYERI
Dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, perawat harus menanyakannya secara langsung kepada klien
Karakteristik
a. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
• Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial
• Posisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien; sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara umum.
Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi :
• Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
• Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik
• Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir
• Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area rangsang nyeri.
b. Intensitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri :
Ø Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian
Ø Status kesadaran klien
Ø Harapan klien
Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien.
c. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul; berapa lama; bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.
d. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti teriris pisau”.
e. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
f. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
g. Alat Pengukur Nyeri

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCpaBoFPN-4DlE-BhTsdRg9tiew-LANTCrXyAPxMg1PaX8Q_HkzFxyPB-NqtrSc2QTaACXlF9kPaDMAI8Q5HmW3_sKj2fp_eSzu_5GEduF9R18xShK3Fs0GjyLVem7jhxubMh_9b5VNRM/s400/pain+scale.bmp

Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus
2. Farmakologi Intervention

Distraksi
Beberapa teknik distraksi, antara lain :
1. Nafas lambat, berirama
2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing
3. Rhytmic Singing and Tapping
4. Active Listening
5. Guide Imagery

Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut :
1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Stimulasi Kulit (Cutaneus)
Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
a. Kompres dingin
b. Analgesics ointments
c. Counteriritan, seperti plester hangat.
d. Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.

Farmakologik Agent
1. Analgesics
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan untuk diberikan secara teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam (q 4h) setelah pembedahan.
Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik, yaitu :
a. Narcotic (Strong analgesics)
Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate seperti morphine dan codein.
Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku dan perasaan sehat membuat seseorang merasa lebih nyaman meskipun nyerinya masih timbul.
b. Nonnarcotics (Mild analgesics)
Mencakup derivat dari : Asam Salisilat (aspirin); Para-aminophenols (phenacetin); Pyrazolon (Phenylbutazone).
Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi, seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics) dengan analgesik ringan (mild analgesics), contohnya : Tylenol #3, merupakan kombinasi dari acetaminophen sebagai obat analgesik nonnarkotik dengan codein, 30mg.

2. Plasebo
Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan daripada kandungan fisik atau kimianya (McCaffery, 1982:22). Pengobatannya tidak mengandung komponen obat analgesik (seperti : gula, larutan garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri. Untuk memberikan plasebo ini perawat harus mempunyai izin dari dokter.

Medical Interventions
1. Blok Saraf (Nerve Block)
2. Electric Stimulation
3. Acupunture
4. Hypnosis
5. Surgery/Pembedahan
6. Biofeedback
://irmanthea.blogspot.com/2007/10/konsep-nyeri.htm di akses tgl 1 mei 2010

TENTANG NYERI

Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang. Perawat tidak bisa melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat subyektif (antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri). Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan, yang memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

A. DEFINISI
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Teori Specificity “suggest” menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord
Secara umum keperawatan mendefinisikan nyeri sebagai apapun yg menyakitkan tubuh yg dikatakan individu yg mengalaminya, yg ada kapanpun individu mengatakannya

B. ISTILAH DALAM NYERI
Nosiseptor : serabut syaraf yang mentransmisikan nyeri
§ Non-nosiseptor : serabut syaraf yang biasanya tidak mentransmisikan nyeri
System nosiseptif : system yang teribat dalam transmisi dan persepsi terhadap nyeri
Ambang nyeri : stimulus yg paling kecil yg akan menimbulkan nyeri
§ Toleransi nyeri : intensitas maksimum/durasi nyeri yg individu ingin untuk dpt ditahan

C. SIFAT-SIFAT NYERI
§ Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
§ Nyeri bersifat subyektif dan individual
§ Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
§ Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
§ Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
§ Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
§ Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
§ Nyeri mengawali ketidakmampuan
§ Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal
Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut:
§ Nyeri bersifat individu
§ Nyeri tidak menyenangkan
§ Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
§ Bersifat tidak berkesudahan
D. FISIOLOGI NYERI
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap. Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga) komponen fisiologis berikut ini:
§ Resepsi : proses perjalanan nyeri
§ Persepsi : kesadaran seseorang terhadap nyeri
§ Reaksi : respon fisiologis & perilaku setelah mempersepsikan nyeri
RESEPSI

Stimulus (mekanik, termal, kimia) à Pengeluaran histamin bradikinin, kalium, à
Nosiseptor à Impuls syaraf à Serabut syaraf perifer à Kornu dorsalis medulla spinalis à Neurotransmiter (substansi P)à Pusat syaraf di otak àRespon reflek protektif
Adanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik, termal, kimia) akan menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti histamin, bradikinin, kalium. Substansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila nosiseptor mencapai ambang nyeri, maka akan timbul impuls syaraf yang akan dibawa oleh serabut saraf perifer. Serabut syaraf perifer yang akan membawa impuls syaraf ada dua jenis, yaitu serabut A-delta dan serabut C. impuls syaraf akan di bawa sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu dorsalis medulla spinalis. Impuls syaraf tersebut akan menyebabkan kornu dorsalis melepaskan neurotrasmiter (substansi P). Substansi P ini menyebabkan transmisi sinapis dari saraf perifer ke saraf traktus spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls syaraf ditransmisikan lebih jauh ke dalam system saraf pusat. Setelah impuls syaraf sampai di otak, otak mengolah impuls syaraf kemudian akan timbul respon reflek protektif.

Contoh:
Apabila tangan terkena setrika, maka akan merasakan sensasi terbakar, tangan juga melakukan reflek dengan menarik tangan dari permukaan setrika.
Proses ini akan berjalan jika system saraf perifer dan medulla spinalis utuh atau berfungsi normal. Ada beberapa factor yang menggangu proses resepsi nyeri, diantaranya sebagai berikut:
§ Trauma
§ Obat-obatan
§ Pertumbuhan tumor
§ Gangguan metabolic (penyakit diabetes mellitus)



Tipe serabut saraf perifer

Serabut saraf A-delta :
§ Merupakan serabut bermyelin
§ Mengirimkan pesan secara cepat
§ Menghantarkan sensasi yang tajam, jelas sumber dan lokasi nyerinya
§ Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti , otot tendon dll
§ Biasanya sering ada pada injury akut
§ Diameternya besar

Serabut saraf C
§ Tidak bermyelin
§ Diameternya sangat kecil
§ Lambat dalam menghantarkan impuls
§ Lokasinya jarang, biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten
§ Menghantarkan sensasi berupa sentuhan, getaran, suhu hangat, dan tekanan halus
§ Reseptor terletak distruktur permukaan.

NEUROREGULATOR
§ Substansi yang memberikan efek pada transmisi stimulus saraf, berperan penting pada pengalaman nyeri
§ Substansi ini titemukan pada nocicepåtor yaitu pada akhir saraf dalam kornu dorsalis medula spinalis dan pada tempat reseptor dalam saluran spinotalamik
§ Neuroregulator ada dua macam yaitu neurotransmitter dan neuromodulator

§ Neurotransmitter mengirimkan impuls elektrik melewati celah synaptik antara dua serabut saraf
contoh: substansi P, serotonin, prostaglandin
§ Neuromodulator memodifikasi aktivitas saraf dan mengatur transmisi stimulus saraf tanpa mentrasfer secara langsung sinyal saraf yang melalui synaps.
Contoh: endorphin, bradikinin
§ Neuromodulator diyakini aktifitasnya secara tidak langsung bisa meningkatkan atau menurunkan efek sebagian neurotransmitter

Teori gate control
n Dikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965
n Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
n Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi gelatinosa (SG) yg ada pada bagian ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran sebagai pintu gerbang (gating Mechanism), mekanisme gate control ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri.
n Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan di blok ketika pintu gerbang tertutup
n Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi nyeri
n Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanage nyeri pasien
n Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara menghambat pembentukan substansi P.
n Menurut teori ini, tindakan massase diyakini bisa menutup gerbang nyeri.

PERSEPSI
§ Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang komplek.
§ Persepsi menyadarkan individu dan mengartikan nyeri itu sehingga kemudian individu dapat bereaksi
§ Proses persepsi secara ringkas adalah sebagai berikut:
Stimulus nyeri à Medula spinalis àTalamus à Otak (area limbik) Reaksi emosi à Pusat otak à Persepsi

Stimulus nyeri ditransmisikan ke medula spinalis, naik ke talamus, selanjutnya serabut mentrasmisikan nyeri ke seluruh bagian otak, termasuk area limbik. Area ini mengandung sel-sel yang yang bisa mengontrol emosi (khususnya ansietas). Area limbik yang akan berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi syaraf berakhir di pusat otak, maka individu akan mempersepsikan nyeri. 

Jumat, 29 Juni 2012

KUMPULAN UNGKAPAN HATI Para Sahabat


aku ttp menanti khdrnmu,di lerung hati ini kucoba untuk mengukir cint sjtimu.
kejujuran adalah lambang dari keiklasan dan kesuksesan,
kebohongan adlh lambang dari ketdkadilan dan kmunfikan.

tgktkn budaya kejujuran kita dlm menakcrigaan dlm hidup itu biasa,tpi kcrigaan itu jgn brlbhn,krna dgn kcurigaan yg brlbhn kita akan ragu utk memilih yg mnjdi impian kita.ta khdpn ini.
suara merdumu ingin kudengar lgi.
senyum manismu pgin kulihat kmbli.
km smprnh!!!!
Knpa msh pagi kw sdh buat orang stres ka perempuan sundal...Pagi2 kw sdh bklhi dgn kw px laki2 tuh..sya blm tdr anjing kmu 2 tuh tdk bsakah jan terllu mnganga...
Acu,ela,mbe..
aKu telah biasa untk melepaskannya dan aku sudah biasa tanpa dirinya....
kau tiada kata terucap tuk ungkapkan isi hati dan beri aku rasa yg dtng mengisi hidupku...
aku tak pernah menyalahkanmu dgn apa yg kau lakukan..
beri aku penjelasan itu sudah cukup...
aku ingin terbang seperti malaikat...
setiap oRg harus koNsekuen Dan mW berkorbAn dgn apa yg dy mAu bukan hanya geLi" awaL...
HaRus pux kejeLasan!!
hempaskan heningx suasana,
menggelayuti rasa pts asa,
tertatihku brjalan meraih,
hari"ku kosong penuh misteri..
seLamat jalan kekash,,
mgkn aku tlh khlangmu..
blajr mLpknmu mgkn Lebih baiK.
cukp mereka trluka krna kw dlm hatiku!
Lagi_lagi cuma janji.
Lagi_lagi basa basi.
Lagi_lagi ingkar janji.
Jangan bilang cinta Lagi.
#omelette_lagi_lagi janji.
Igie de F
Lu menang su syg...
B nyerah...
Ada rasa benci,kesal,bosan,sayang, tacampur smua.
Walau berat, Biar su b yg ngalah....
Apapun yg akan terjadi, B siap trima smua rsiko....
 
 
Astrid Parera
Msalah yg sebesar apapun...
B yakin ktg pu Tuhan pzti ksh anugrah yg lbh indah utk membayar itu semua..
Percaya itu..
Met pagi..
Met braktftz bwt hari ini..GBU!
 
Fx Nendisa
org yang HEBAT tidk dhsilkan melalui kemudahan,kesenangan,dan kenyamanan, NAMUN dibentuk melalui kesukaran,tantangan dan air mata...
 
Valdho Sandy
kunci sukses :
Uang bukanlah modal utama,,jgn cepat terpengaruh!
Yg utama adalah doa,kjujuran,tekad,kerja keras,ketulusan,pcydiri,dan mental juara!
#salamsukses!
 
Siska Rian Chandra Rossi
¤ OTAK PRIA LBIH BESAR DRI WANITA KRNA SEBAGIAN BSAR PRIA LEBIH SERING BERPIKIR DRI PD MENGUNAKAN PERASA'AN....
¤HATI WANITA LBIH BSAR DRI PD PRIA,KRN WNTA LBIH MENGGUNAKAN PERASA'AN DRI PDA SI PRIA. . . .mat pagi n Beraktifitas ALL...GBU
Iron Samon
Mkasih banyak Tuhan ats yang kau berikan kepadaku, dari hari kehari bulan serta tahun yg kau beri kepadaku, aku hanya bisa bersyukur Dan bersyukur atas rahmat Dan rejeki yang kau beri kepada-Ku. buat teman2 yg mengucapkan HBD thx atas segla ucapan Dan meng aku dalam usia yg bertambah, moga Than juga slalu menyertai kita!
Ichak Hadim
luEK dgn kW pu siFAT N TINGKA LAKU inE wai aCU
Yanti Mahu
Aku prna brhrap agr mreka slmax,
tpi wktu dn k'adaan tda brkata dmikian,dn aku tda bsa mmksa wktu n k'adan itu untk mngkuti kmauanku,,
sndri bkan brrti sepi,sndri mngjarkanku bgmna mnjlani hari wlw tnpa mrka,dia,dn klian,
jomblewati smngat.....

Robert Janggur
Apakah kau tahu kau lebih beruntung daripada aku?
Karena kau hanya perlu memilih antara mencintai aku atau tidak mencintai aku,sedangkan aku hanya ada pilihan... mencintaimu atau lebih mencintaimu... 
Bofan Nukul
‎"...kerendahan hati mendtangkan kemenangan d damai..."++mat pagi mat akhir pekan mat akhiri smua bentuk keangkuhan dihadapan-Nya,maka engkau menangkan pertandingan khidupan ini...!!!
Chrisly Parera
Klw Mw Jd Boz,,,d Kmu Pux rmh sana.Mlz cuci Piring GLs mkn/mnM pake temPurung sekaLian sLS Mkn/mnm langsung d buang.Pulang caPeh2 daPur Kyk KAndang sJ mn Piring GLz kotor...mw Mkn MestI cuci Lg..CApeh Klw Bgni trs Tdk ad kesadaraN.mmG Qt Hdp d Kost Tp Krj Jg Ko...NeH pembawaaNx PemaLAz jd Ssh Biar d BlgIn Jg sSh...Jd Cwe tp tdk tw Krj n Tdk tw Kebersihn...heraN sY!!!
Chen Rutengclan
segala sesuatu lebih mudah di ucapkan dari pada di lakukan...
tapi ingat''semua itu takkan bisa dilakukan tanpa di ucapkan''
Laurens Sopang Full
Ada masalah ada perkara; ada damai ada kerukunan dan ketenangan; ada cinta ada kebahagiaan dan kegembiraan. Yang mau kita pilih adalah hidup dalam damai dan kasih, namun ketika kita masih hidup dalam dunia yang gelap dan penuh pencobaan ini, damai dan kasih itu selalu diselingi oleh banyak masalah dan perkara. Gelombang kehidupan seperti ini tak pernah terelakkan dari keseharian kita, karena itu Tuhan Yesus menyarankan kita untuk “cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”. Entah hidup dalam pencobaan ataupun dalam damai tetaplah kita berpegang pada keyakinan: “Tuhanlah gembalaku, tak akan kekurangan aku. Meskipun berjalan dalam lembah yang kelam aku tidak takut bahaya sebab gada dan tongkat-Mu selalu menghiburku”.
Dorgan Qiano Dongkar
‎..........Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.
Karena hidup, kita mengerti arti bertahan
Karena cinta, kita mengerti arti memiliki
Karena salah, kita mengerti arti kebenaran
Karena Tuhan , kita mengerti arti kehidupan
Putry Martha Elvianty II
Manusia mudah dibohongi oleh orang yang dicintainya
Putry Martha Elvianty
Paling Senang Kalau DiGombalin..,
Cukup iya2 saja, Biar Dianya Juga senang Gtu.
Hanya senang Untuk Dengar Tapi Ga Masukkin Dalam hati...
Hehhehhhehe
Gusty Da Flores
Mencintai seorang yang sudah punya kekasih adalah berdoa untuk kebahagiaannya n kalau mereka adalah penetapan dari TUHAN didukung dlm doa, tapi berharap bukan, karena motifasi salah. kalo mereka bukan ya berharap dia ada untukku itu pun kalau TUHAN kehendaki juga... 

Cynthiana Mega Jaya
Pagi tak akan pernah hadir tanpa melewati putaran malam 
mentari terbit menggantikan rembulan 
Sinarnya yang hangat memberi semangat dan harapan 
Tuk ucapkan selamat pagi wanka2 fbkerzz
moga hari ini menynangkan wat cmuax yaaaa..
GBU
Agus Dokeng
Menurut penelitian terbaru oleh para ahli kedokteran, ternyata 100 % penyebab kematian seseorang adalah jantung, yaitu JANTUNGNYA BERHENTI BERDENYUT
Seorang nenek yang nyebrang jalan hampir ketabrak motor.
Pengendara motor marah : "Nenek bego! Nyebrang jalan gak liat2!"
Nenek sewot : "Lo yg bego!! Nabrak nenek-nenek aja gak kena..!!"
Agus Dokeng
When i see baby, i remember "TEDDY BEAR DOLL".
When i see a little girl, i remember "BARBIE DOLL".
But when i see u, i remember "PANADOL"
Monald Langu
Tir sms, bukan brarti sy tir ingad kamu. . .
Pzti slalu ada untk kamu. . . .

Rabu, 27 Juni 2012

Laporan GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMK KAWULA KARYA LEWOLEBA KABUPATEN LEMBATA PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari keberhasilan nasional yang bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam Undan-undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Begitupun yang tertuang dalam setiap arah kebijakan pembangunan kesehatan yaitu untuk meningkatkan mutuh sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung  dengan pandangan paradigma sehat yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi.
1
 
Menurut Guru Besar Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan FKM UI Does Sampoerna, tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas, maka kemajuan yang telah dicapai oleh suatu Negara tidak bisa dipertahankan apalagi untuk dikembangkan. Sumber daya manusia yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang memiliki kesehatan dan kecerdasan yang tinggi.
Era globalisasi yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat termasuk remaja. Sejak lebih dari satu dekade ini, telah terjadi perubahan dalam pandangan dan perilaku seksual masyarakat khususnya dikalangan remaja Indonesia. Beberapa penelitian yang telah dilakukan dibeberapa kota menunjukan adanya perubahan itu, yang didukung oleh berbagai fasilitas, sehingga aktifitas seksual semakin mudah dilakukan, bahkan mudah berlanjut menjadi hubungan seksual. Agaknya hubungan seksual tidak lagi dianggap sesuatu yang sakral yang hanya patut dilakukan dalam ikatan perkawinan ( Wimpie Pangkahila, 1999 ).
Masalah kesehatan reproduksi remaja merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik, biologis, mental dan sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/hormon yang sangat dramatik pemicu masalah kesehatan remaja yang serius karena tumbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap masalah kesehatan reproduksi seperti hubungan seks pranikah, kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi dan penyakit menular seksual ( PMS ) termasuk HIV/AIDS.
Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian dari semua pihak, hal ini disebabkan karena banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah kesehatan reproduksi seperti juga masalah kesehatan lainnya, semata-mata menjadi urusan kalangan medis, sementara pemahaman terhadap kesehatan reproduksi (apalagi kesehatan reproduksi remaja) diakalangan medis sendiri juga masih minimal,  banyak kalangan yang beranggapan bahwa masalah kesehatan reproduksi hanyalah masalah kesehatan sebatas sekitar proses kehamilan dan melahirkan sehingga dianggap bukan masalah kaum remaja, banyak yang masih mentabuhkan untuk membahas masalah kesehatan reproduksi remaja karena membahas masalah tersebut berarti juga membahas masalah hubungan seks dan pendidikan seks.
Menurut Asrul Aswar masalah kesehatan reproduksi remaja termasuk perilaku seksual terjadi justru karena remaja kekurangan informasi yang benar dan bertanggung jawab sehingga mereka mengakses informasi yang keliru dari berbagai sumber seperti melalui film, buku, majalah, internet dan lain-lain. Perilaku seksual remaja yang demikian, besar resikonya terhadap penularan PMS termasuk HIV/AIDS, KTD serta aborsi atau pengguguran gandungan. Ketiga masalah ini merupakan data yang memperkuat hasil penelitian perilaku seksual yang telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia (Wimpie Pangkahila, 1999).
     Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2000, populasi remaja Indonesia mencapai 44 juta usia 10 – 24 tahun dari total penduduk. Remaja merupakan bagian fase kehidupan manusia dengan karakter khasnya yang penuh gejolak. Perkembangan emosi yang belum stabil dan bekal hidup yang masih perlu dipupuk menjadikan remaja lebih rentan mengalami gejolak sosial
 Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah.. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi haid adalah nama lain untuk aborsi.  Kejadian aborsi di Indonesia per tahun cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya remaja,”( Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali) . Di Denpasar sendiri, menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, per November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang, 120 pekerja seksual, 228 orang baik. Karena keadaan wanita penderita HIV/AIDS mengalami penurunan sistem kekebelan tubuh menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS menyerang anak dan bayi yang dilahirkannya.
Menurut WHO, di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan 500.000 ibu mengalami kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 % diantaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90 % terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.
Data WHO, setiap tahun 15 juta remaja mengalamii kehamilan dimana 60 %-nya berupaya mengakhirinya. Tetapi ketika mengambil keputusan untuk mengakhiri kehamilan di dalam lingkungan dimana pengguguran masih dilarang atau sukar didapat, akan mendorong mereka melakukan unsafe abortion. Hal ini menyebabkan komplikasi akibat aborsi tidak aman berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi bahkan sepsis yang dapat menyebabkan kematian. Disisi lain, pengetahuan remaja tentang resiko melakukan hubungan seksual masih sangat rendah karena kurangnya informasi mengenai seksualitas dan reproduksi.
Survey demografi kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 1998 memperlihatkan bahwa 6,1 % wanita yang menikah di usia 20 – 24 tahun telah melakukan hubungan seksual pada saat mereka berusia 15 tahun ( BKKBN, 2003). Penelitian Sahabat Remaja tentang perilaku seksual di 4 Kota menunjukan 3,6 % remaja di Kota Medan, 8,5 % remaja di Kota Yogya, 3,2 % remaja di Kota Surabaya serta 31,1 %  remaja di Kota Kupang telah melakukan hubungan seksual secara bebas ( Kompas, 2003 ). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Synovate Research tentang perilaku seksual remaja di 4  Kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan jumlah responden 450 orang dengan usia antara 15 – 24 tahun. Penelitian ini menghasilkan bahwa sekitar 50 % informasi tentang seks mereka dapat dari kawan, Film porno sebanyak 35 % dan untuk sekolah hanya 10 %, ironisnya hanya 5 % dari responden remaja ini memperoleh informasi tentang seks dari orang tuanya. Dan sebanyak 81 % remaja tersebut mengaku lebih nyaman berbicara seks dengan teman-temannya.
Hasil survey yang dilakukan PKBI NTT pada tahun 2006 terhadap 500 responden remaja SMA di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur ditemukan sebanyak 31 % responden mengaku telah berhubungan seks. Dan data klinis insiden IMS di Kota Kupang tercatat 318 orang terkena penyakit Gonorhoe dan Sifilis. Kasus HIV/AIDS yang ditemukan di Propinsi NTT hingga Agustus 2007, berjumlah 558 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, 24 % diantaranya adalah kaum remaja ( PKBI NTT, 11 Maret 2009 ).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lembata dalam tiga tahun ini meningkat yaitu tahun 2007 sebanyak 10 kasus, tahun 2008 sebanyak 13 kasus dan tahun 2009 sebanyak 15 kasus. Data dari Puskesmas Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata tentang PMS pada remaja setiap tahun meningkat yaitu tahun 2007 sebanyak 38 kasus, tahun 2008 sebanyak 89 kasus dan tahun 2009 sebanyak 103 kasus.
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lembata jumlah SLTA yang ada di Kecamatan Nubatukan sebanyak 7 buah. Dari ketujuh sekolah itu angka drop out karena alasan hamil yang tertinggi terdapat di SMK Kawula Karya Lewoleba  dengan datanya sebagai berikut : tahun 2007 sebanyak  27 siswa (10,42 % ) dari 259 siswa  diantaranya 6 siswa ( 22,2 % ) keluar karena hamil, tahun 2008 sebanyak 50 siswa (17,92 %) dari 279 siswa diantaranya 12 siswa (24%) ) keluar karena hamil, tahun 2009 sebanyak 59 siswa ( 17,94 % ) dari 312 siswa diantaranya 15 siswa ( 26,79 % ) keluar karena hamil.
Oleh karena itu, penelitian ini ditekankan pada siswa yang masih berstatus sebagai pelajar di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggra Timur, sebagai objek penelitian dengan pertimbangan adanya indikasi terhadap masalah kesehatan reproduksi remaja.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian dapat disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut: “ Bagaimana gambaran perilaku kesehatan reproduksi remaja di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata tahun 2010?”.



C.    Tujuan Penelitian
      1.Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku kesehatan reproduksi di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a.       Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata tahun 2010.
b.      Untuk mendapatkan gambaran motivasi tentang kesehatan reproduksi di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata tahun 2010.
c.       Untuk mendapatkan gambaran tindakan tentang kesehatan reproduksi di SMK Kawula Karya Lewoleba  Kabupaten Lembata tahun 2010.
d.      Untuk mendapatkan gambaran informasi tentang kesehatan reproduksi di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata tahun 2010.
D.    Manfaat penelitian
1.  Manfaat ilmiah
             Menambah bahan refrensi ilmiah pada pengetahuan dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan reproduksi remaja khususnya pada SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur.
2.  Manfaat bagi sekolah
             Memberi informasi baru bagi siswa khususnya siswa pada SMK Kawula Karya Lewoleba tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan reproduksi.
3.  Manfaat bagi pemerintah
 Sebagai sumber informasi bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan dalam menangani  masalah kesehatan reproduksi remaja.
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
      
A.    Tinjauan Umum Tentang  Perilaku
Robert Kwick ( 2001 ) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme dan bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu reaksi dan aksi organisme tarhadap lingkungannya. Perilaku manusia mempunyai pengaruh terhadap status kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Perilaku itu sendiri adalah suatu yang kompleks, merupakan resultante dari berbagai macam aspek internal maupun eksternal, psikologis maupun fisik. Oleh karena demikian kompleksnya sehingga diperlukan pemahaman dan analisis yang mendalam.
Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungan. Dengan perkataan lain, perilaku baru terjadi bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi. Sesuatu tersebut disebut rangsangan. Jadi suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi berupa perilaku tertentu itu (Suryani, 2003).
8
 
Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari laur). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus --------> Organisme --------> Respons, sehingga teori Skiner ini di sebut teori “S-O-R” ( stimulus-organisme-respons). Berdasarkan “S-O-R” tersebut, perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1.      Perilaku tertutup (Covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.
2.      Perilaku terbuka (Over behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior”.
Menurut Notoatmodjo (2003) Perilaku adalah tindakan atau perbuatan sesuatu organisme yang dapat diamati dan dipelajari. Di dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam (intern) dan dari luar (ektern) individu itu sendiri. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya, yang berfungsi mengelolah rangsangan dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya. Persepsi itu dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni (Notoatmodjo, 2005) :
1.      Pendidikan (Education) :
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktek) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran. Sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (langgeng), karena didasari oleh kesadaran. Memang kelemahan dari pendekatan pendidikan kesehatan ini adalah hasilnya lama, karena perubahan perilaku melalui proses pembelajaran pada umumnya memerlukan waktu yang lama.
2.      Paksaan atau tekanan (Coercion) :
Paksaan atau tekanan yang dilakukan kepada masyarakat agar mereka melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Tindakan atau perilaku sebagai hasil tekanan ini memang cepat, tetapi tidak akan langgeng karena tidak didasari oleh pemahaman dan kesadaran untuk apa mereka berperilaku seperti itu.
Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari subyek tertentu. Respon ini ada dua, yaitu :
1.         Bentuk pasif merupakan respon internal, yaitu terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berfikir, tanggapan (sikap batin) dan pengetahuan. Pengetahuan dan sikap merupakan pengetahuan yang terselubung (cover behavior).
2.         Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara   langsung. Perilaku ini sudah tampak dalam tindakan nyata (over behavior).
Menurut Lawrence Green (1980), perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni :
1.         Faktor predisposisi (predisposing factors) :
Faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Disamping itu, kepercayaan, tradisi, sistem, nilai di masyarakat setempat juga menjadi mempermudah (positif) atau mempersulit (negatif) terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
2.         Faktor  pemungkin (enabling factors) :
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.
3.         Faktor penguat (reinforcing factors) :
Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Toma (tokoh masyarakat) merupakan faktor penguat (reinforcing) bagi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Di samping tokoh masyarakat, peraturan, undang-undang, surat-surat keputusan dari para pejabat pemerintahan pusat atau daerah yang terkait dengan kesehatan, merupakan faktor penguat perilaku.
  Becker ( 1998 ) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan ( health related behavior ) sebagai berikut:
1.      Perilaku kesehatan ( health behavior ), yaitu hal – hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
2.      Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang    berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara  dan meningkatkan  kesehatannya.
3.      Perilaku sakit (illness behavior), yaitu segala kegiatan  atau   tindakan   yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit,  untuk  merasakan dan  mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit.
4.       Perilaku    peran  sakit  (the sick role behavior),  yakni  segala  tindakan  atau  kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit, untuk  memperoleh kesembuhan.
B.     Tinjauan Umum Tentang Kesehatan Reproduksi
  1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial  yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Kesehatan reproduksi menurut ICPD ( 1994 ) adalah suatu keadaan sejhtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Kesehatan reproduksi adalah: keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya ( DEPKES RI 2002 ).
Pemeliharaan kesehatan reproduksi sebagai suatu kumpulan metode, teknik, dan pelayanan kesehatan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi. Ini juga mencakup kesehatan seksual, yang bertujuan meningkatkan status kehidupan dan hubungan - hubungan perorangan, dan bukan semata-mata konsultasi dan perawatan yang bertalian dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Hak reproduksi adalah hak setiap individu dan pasangan untuk menentukan kapan mempunyai anak, berapa jumlah anak dan jarak anak yang dilahirkan serta memilih upaya untuk mewujudkan hak – hak tersebut.  Hak–hak reproduksi ini dipandang penting artinya bagi setiap individu demi terwujudnya kesehatan individu secara utuh, baik kesehatan jasmani naupun rohani sesuai dengan norma – norma hidup sehat. Dalam hal ini hak reproduksi terkait erat dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Hak reproduksi menurut dokumen internasional Conference on Population and Development ( ICPD ) kairo 1994, mencakup hal – hal sebagai berikut: hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi, hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi, hak atas kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksi, hak untuk memutuskan jumlah anak dan jarak kelahiran anak, hak untuk hidup dan bebas dari resiko kematian karena kehamilan, masalah gender, hak mendapatkan kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi, hak untuk bebas dari segala bentuk penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut kesehatan reproduksi, hak atas kerahasiaan dalam menjalankan reproduksinya, hak untuk membangun dan merencanakan keluarga, hak dalam kekebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kesehatan reproduksi, hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dan kesehatan reproduksi.
Hak–hak reproduksi mencakup hak–hak asasi manusia yang sudah diakui dalam hukum–hokum nasional. Dokumen–dokumen hak asasi manusia internasional dan dokumen–dokumen consencus Perseriatan Bangsa – Bangsa lain yang relevan. Hak–hak ini didasarkan pada pengakuan akan hak – hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak, menjarangkan kelahiran dan menentukan waktu kelahiran anak–anak mereka  dan mempunyai informasi dan cara untuk memperolehnya, serta hak unuk mencapai standar tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi. Hal ini juga mencakup hak semua orang untuk membuat keputusan mengenai reproduksi yang bebas dari diskriminasi, paksaan dan kekerasan. Untuk melaksanakan hak tersebut, mereka harus memperhitungkan kebutuhan kehidupan dari anak – anak mereka sekarang dan pada masa yang akan datang serta tanggung jawab mereka terhadap masyarakat.
Kesehatan reproduksi tidak tercapai oleh banyak orang didunia karena faktor– faktor sebagai berikut: tingkat pengetahuan kurang tentang seksualitas manusia secara informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi yang tidak tepat atau kurang bernilai, kelasiman perilaku seksual beresiko tinggi, praktek–praktek sosial  yang mendiskriminatif, sikap–sikap negativ terhadap perempuan dan gadis dan kekuasaan terbatas yang dimiliki banyak perempuan dan gadis atas kehidupan seksual dan reproduksi mereka.
Ruang lingkup pelayanan reproduksi yaitu: kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,  pencegahan dan penanggulangan infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS,  pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi lansia,  berbagai program pelayanan lain yang terkait dengan aspek kesehatan reproduksi, misalnya penanganan kanker leher rahim, kanker payudara,  dan lain-lain.
Menurut Kairo, 1994 secara tegas menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut masalah kehamilan dan persalinan,  tetapi juga kesehatan dari organ-organ tubuh yang lain yang akan menjamin bahwa seseorang akan dapat melakukan fungsi  reproduksinya secara sehat.  Oleh karena itu masalah pertumbuhan tulang, khususnya tulang pinggul pada kaum perempuan, masalah anemia, masalah pertumbuhan endokrin dan masalah penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi  fungsi reproduksi tercakup  dalam defenisi kesehatan reproduksi tersebut. Banyak diantara faktor-faktor tersebut  yang perkembangannya dipengaruhi oleh masalah-masalah kesehatan  sewaktu masih remaja.
 Kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual ( FCI,  2000 ).
  1. Reproduksi sehat
Reproduksi sehat adalah kondisi dimana wanita dan pria sebagai pasangan suami istri  dapat melakukan hubungan seksual secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan wanita hamil pada umur yang tepat  dan dengan jarak kehamilan yang cukup sehingga dimungkinkan menjalani kehamilan  dengan aman ( Safe Motherhood 2000). Jadi reproduksi yang  sehat  dilihat dari pasangan menurut pengertian ini adalah mereka yang boleh melakukan reproduksi ( hubungan suami istri) adalah mereka yang telah terikat dengan tali perkawinan  yang dikuatkan dengan akta nikah dari KUA atau catatan sipil, diluar kategori tersebut dianggap tidak sehat secara reproduksi. Secara sederhana reproduksi berasal dari kata RE =  kembali dan produksi membuat atau menghasilkan. Reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Menurut WHO usia  produksi sehat bagi seorang perempuan adalah pada usia 20 – 30  tahun. Karena pada usia ini seorang ibu sudah siap secara fisik dan mental dalam menerima kelahiran bayinya.
  1. Masalah kesehatan Reproduksi
a.       Kehamilan yang tidak diinginkan ( KTD )
Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut.  KTD disebabkan oleh  Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses terjadinya kehamilan dan metode -metode pencegahan kehamilan, akibat terjadinya tindak perkosaan,  kegagalan alat kontrasepsi .
Beberapa kerugian KTD pada remaja antara lain: remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil maka ia bisa saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya, Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu yang mengalami KTD terhadap bayi yang dilahirkanya nanti, sehingga masa depan anak mungkin saja terlantar,  mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi.  Di Indonesia aborsi dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum.  Karena tindakan aborsi adalah ilegal maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak aman.  Aborsi tidak aman berkontribusi kepada kematian dan kesakitan ibu. Jikalau hubungan seks yang dilakukan menyebabkan kehamilan, dapat dipastikan bahwa  kehamilan tersebut tidak dikehendaki. Jalan pintas yang  bisa  dilakukan  adalah menggugurkannya. Banyak remaja yang diam-diam melakukan aborsi, namun pengguguran kandungan mengandung sejumlah  resiko fisik yang berat karena bisa  berakibat kematian. Meskipun aborsi dilarang di Indonesia bahkan pelakunya   dikategorikan melakukan tindak pidana karena menghilangkan nyawa   manusia, namun klinik-klinik aborsi gelap bertebaran dimana-mana,  tersedianya klinik-klinik aborsi,  mendorong para remaja lebih berani   melakukan hubungan seks pra nikah dengan harapan seandainya terjadi  kehamilan, diam-diam kehamilan tersebut bisa  digugurkan.
b.      Aborsi
 Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin. melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran. Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Aborsi menurut dr. Agus Abadi dari UPF/ Lab Ilmu Kebidanan dan Penyakit kandungan RSUD Dr. Soetomo/FK Unair, abortus adalah  terhentinya kehidupan buah kehamilan pada usia kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. WHO memperbaharui definisi aborsi yakni Aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematur (sebelum waktunya). Istilah aborsi disebut juga abortus Provokatus (Inilah yang belakangaan ini menjadi ramai dibicarakan), abortus yang dilakukan secara sengaja. Jadi Aborsi adalah tindakan pengguguran hasil konsepsi secara sengaja. Secara garis besar Aborsi dapat di bagi menjadi dua bagian yakni aborsi Spontan (Spontaneous Abortion) dan abortus Provokatus (Provocation Abortion). Aborsi Spontan yakni aborsi yang tanpa kesengajaan (keguguran).


Aborsi Spontan ini masih terdiri dari berbagai   macam  tahap yakni:
  1). Abortus Iminen adalah ancaman keguguran, artinya keguguran belum terjadi, tetapi ada tanda-tanda yang menunjukan ancaman bakal terjadi keguguran.
2). Abortus  Inkomplitus adalah aborsi tidak lengkap, artinya sudah terjadi    pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit
3). Abortus Komplitus yaitu pengeluaran buah kehamilan sudah lengkap.
4). Abortus Insipien yaitu buah kehamilan mati di  dalam  kandungan - lepas dari   tempatnya   tetapi  belum  dikeluarkan.  Hampir   serupa  dengan  itu, ada yang  dikenal  missed  abortion,  yakni  buah  kehamilan  mati  di dalam kandungan tetapi belum ada tanda-tanda dikeluarkan. Sedangkan   Aborsi   Provokatus (sengaja)  masih  terbagi  dua  bagian kategori besar yakni  abortus provokatus medisinalis   dan   abortus provokatus kriminalis (kejahatan).

c.  Penyakit Menular Seksual ( PMS ) termasuk HIV/AIDS
Penyakit  menular seksual (PMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual, meskipun tidak selalu demikian, sebab dapat juga ditularkan (meskipun kecil peranannya) tanpa hubungan seksual, misalnya melalui suntikan, transfusi darah, kontak tubuh non-seksual, alat-alat atau benda lain. PMS tidak dapat dicegah hanya dengan: membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual,  minum jamu tradisonal,  minum obat antibiotik sebelum  dan sesudah berhubungan seksual. Ada beberapa penyakit  menular seksual yang telah dikenal antara lain sebagai berikut, yaitu :
1)      Penyakit Sipilis (Raja singa)
Nama sifilis sudah cukup terkenal, namun ia lebih jarang ditemukan  dari pada dengan penyakit kencing nanah. Karena ia sudah cukup sering sembuh sendiri dengan atau tanpa obat yang diberikan oleh penderita itu sendiri.  Penyakit ini mempunyai beberapa sinonim seperti penyakit perancis, penyakit darah kotor ataupun “hair cut” dan lain-lain, yang digunakan penderita atau yang merasa menderita penyakit ini, untuk menutupi rasa malu karena  menderita penyakit akibat hubungan kelamin yang bertentangan dengan moral.
 Infeksi sifilis diawali dengan timbulnya benjolan kenyal yang tidak terasa sakit. Pada stadium berikutnya, terjadi pembesaran limfe dan timbul nyeri otot sendi pada malam hari dan bila tidak diperhatikan bisanya timbul kelainan jantung dan susunan syaraf otak. Sifilis pada umumnya terjangkit setelah hubungan seksual dan sebagai “agen” nya treponema pallidum yang ditularkan dengan persetubuhan lewat vagina maupun anus atau seks oral dengan orang yang terinfeksi, bahkan dapat ditularkan dari ibu yang menderita sifilis kepada bayinya.
 Gejala yang timbul pada tahap pertama atau primer adalah terbentuknya luka atau chancre mulai dari 2 sampai 3 minggu sesudah infeksi. Pada wanita, chancre menempati dinding pada bagian dalam vagina atau pada leher rahim atau kadang-kadang timbul dikelamin luar seperti pada labia. Sedangkan pada pria lokasi yang paling sering adalah pada glans penis. Bila orang terlibat pada seks oral, maka tempat chancre pada mulut, chancre ini akan hilang pada beberapa minggu, tetapi bila tidak diobati, penyakit akan berpindah pada tahap kedua.
Pada tahap kedua mulai terjadi pada beberapa minngu (7-10 minggu) sampai beberapa bulan kemudian dan diawali dengan timbulnya bercak-bercak kulit yang tidak nyeri. Bercak ini terdiri dari bentol-bentol kemerahan pada kulit kemudian menjadi gelap warnanya kemudian pecah dan mengeluarkan cairan. Dapat juga muncul luka lecet di mulutnya, nyeri sendi dan bengkak, tenggorokan gatal, sakit kepala dan demam. Setelah lesi menjadi sembuh dan selanjutnya menjadi fase laten (tersembunyi) dan hanya dapat dideteksi dengan serologis, keadaan ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau seumur hidup, tetapi penyakit ini bisa menggerogoti organ tubuh secara luas. Pada stadium dini kerusakan sudah menyerang organ yang lebih banyak seperti  pencernaan, hati,  kulit,  paru-paru  dan otak. Komplikasi yang timbul pada wanita hamil adalah dapat melahirkan dengan kecacatan fisik seperti kerusakan kulit, limpa, hati dan keterbelakngan mental.
2)      Penyakit Gonoroe  (GO)
Gonoroe atau penyakit kencing nanah, menjadi penyakit kelamin yang tersering ditemui di dunia kedokteran, ia mempunyai banyak nama yang digunakan oleh orang awam yang malu kalau  ketahuan telah berbuat salah dengan dengan melakukan hubungan kelamin di luar pernikahan, seperti kencing nanah, raja singa, penyakit anak muda dan sebagainya. Gonoroe ini merupakan infeksi seksual yang paling sering ditemukan yang disebabkan oleh bakteri gonococcus.
Penularannya  melalui hubungan kelamin .Masa tunas penyakit ini biasanya 3-5 hari. Masa  tunas  kadang  singkat,  hanya 12 jam ada juga yang lebih sampai 14  hari. Gejala  yang  timbul  berupa  adanya rasa  sakit  saat  buang air kecil, pada pria berupa keluarnya cairan dari  penis pada mulanya   bening kemudian keruh, kuning kental (nanah) karena itu disebut kencing     nanah. Pada  wanita, sulit ditentukan masa tunas karena pada umumnya  asimptomatis.Tempat utama yang diserang adalah leher rahim atau serviks   yang disertai keluarnya cairan seperti nanah  berwarna  kuning kehijauan dari daerah kemaluan.
Apabila tidak diobati atau pengobatan tidak tuntas, maka infeksi  akan menjalar ke alat kelamin bagian dalam dengan gejala yang lebih berat  bahkan dapat menyebabkan  kemandulan. Dalam keadaan seperti  ini, pengobatan   akan menjadi lebih sulit, lama dan mahal serta  kemungkinan tetap mandul  seumur hidup. Komplikasi yang timbul adalah infeksi radang panggul,   mandul,  menimbulkan kebutaan pada bayi yang dilahirkan.           
           3). Kandidiasis
  Penyakit keputihan yang sering dikeluhkan oleh kaum wanita, karena ia dapat mengganggu kenyamanan penderitanya, baik karena menimbulkan bau busuk karena ia membasahi celana ataupun karena ia menimbulkan  rasa gatal. Kandidiasis menjad salah satu penyebab penyakit ini. Ada banyak jenis  jamur kandida yang ada, namun penyebab tersering dijabat oleh Candidi  Albicans,semua  spesies candida yang dapat  menimbulkan  penyakit pada manusia juga ditemukan sebagai penghuni didalam mulut, tinja dan liang  kemaluan. Sehingga kadang- kadang ada  kesulitan  memastikan apakah jamur ini yang menjadi penyebab suatu infeksi jamur. Selain alat kelamin, jamur candida biasa menyerang rongga mulut yang menimbulkan bercak putih pada selaput lender mulut, lidah dan tenggorokan.  Biasanya kelainan ini tidak   terasa nyeri tetapi adanya robekan kulit disudut  mulut yang terasa nyeri. Bila kandidiasis menyerang  daerah sekitar  lubang dubur dan kulit  kantong buah zakar, ia biasanya disertai kelainan pada sisi dalam paha, radang pada kemaluan dan liang   senggama (vagina), penyebab rasa gatal keputihan serta kadang- kadang rasa nyeri pada saat  berhubungan dan berkemih.
 Pada hakekatnya, kandidiasis bisa terjadi diseluruh bagian tubuh dengan penyebaran melalui darah. Ia bisa menimbulkan nanah, radang otak dan sebagainya. Bila kelainan  terletak dikulit, obatnya bisa  berupa salep yang dioleskan ketempat yang dihinggapi jamur, juga saluran pencernaan dapat diberikan nistatin. Namun   bila ia telah menyebar ke alat –alat dalam, maka diperlukan obat-obat  amfoterisin  B yang harus diberikan dengan infus dan pergantiannya bisa diberikan flusitosin.
3)      HIV / AIDS
            a.  Pengertian
HIV merupakan  singkatan Human Immunodefeciecsy Virus, yaitu yang merusak system kekebalan tubuh manusia. Virus adalah jenis jasad renik hidup yang amat kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Orang  yang mengidap HIV didalam tubuhnya disebut HIV positif atau pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukan gejala apapun. Sehingga secara fisik tidak berbeda dengan orang lain yang sehat. Namun pengidap HIV mempunyai potensi sebagai sumber penularan, karena dalam tubuhnya mengandung virus yang dapat ditularkan kepada orang lain. Setelah periode 5 hingga 10 tahun sejak pertama tertular, seorang pengidap HIV mulai menunjukan gejala – gejala bermacam – macam penyakit yang muncul karena sistem pertahanan tubuh yang melemah. Bila telah menunjukan gejala–gejala tersebut disebut sebagai penderita AIDS.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodefeciency Syndrome. Aids sebagai suatu Sindroma atau kumpulan gejala penyakit dengan karateristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus HIV (Tuti Parwati,1996). Seseorang menderita AIDS bukan karena ia keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena ia terinfeksi virus penyebab AIDS. Seperti diketahui, tubuh kita mempunyai sistim pertahanan, antara lain sel – sel darah putih ( limfosit ) yang betugas untuk melawan dan membunuh kuman – kuman penyakit yang masuk dalam tubuh kita. Jika seseorang mengidap HIV didalam tubuhnya, maka virus ini bersarang dan menghancurkan limfosit sehingga jumlahnya menjadi sangat terbatas dan tidak lagi mampu melawan kuman – kuman penyakit. Kondisi tersebut memudahkan untuk terserang penyakit lain.Bahkan serangan sesuatu penyakit tersebut bagi orang lain yang sistim pertahanan tubuhnya berfungsi normal dapat digolongkan sebagai penyakit ringan, bagi seorang pengidap HIV atau penderita AIDS penyakit tersebut dapat berakibat fatal. Seorang penderita AIDS dapat meninggal oleh penyakit–penyakit infeksi lain yang menyerang tubuhnya akibat kekebalan tubunhya yang terganggu .
            b. Penularan
Penularan HIV  akan terjadi bila ada kontak atau pertukaran cairan tubuh yang mengandug virus, yaitu :
1)      Melalui hubungan seksual yang tidak terlindung dengan seseorang  yang mengidap HIV. Hubungan seksual ini bisa homoseksual maupun heteroseksual.
2)      Melalui transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar oleh HIV. Transfusi darah yang tercemar HIV secara langsung akan menularkan HIV kedalam sistem peredaran darah dari si penerima.
3)      Melalui jarum suntik atau alat tusuk lainnya ( Akupuntur, tindik, tato ) yang tercemar oleh HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama–sama oleh pencandu narkotika akan mudah menularkan HIV diantara mereka, bila salah satu diantaranya pengidap HIV.
4)      Penularan dari ibu  hamil yang terinfeksi HIV kepada anak yang dikandungnya. Penularan dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan selama menyusui.
Mengingat pola penularan HIVseperti disebutkan diatas, orang – orang yang berpeluang atau beresiko tinggi untuk tertular HIV, yaitu :individu yang sering berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, penjaja seks dan pasangannya, pengguna jarum suntik secara bersama ( bergantian ), bayi dikandung oleh ibu yang terinfeksi HIV dan  orang yang memerlukan transfusi darah, bila darah donor tidak dilakukan skrining.
            c. Perjalanan penyakit
            Setelah HIV memasuki tubuh manusia, partikel virus tersebut bergabung dengan DNA sel pasien, seumur hidup akan terinfeksi, sehingga sebagai akibatnya satu kali seseorang terinfeksi HIV, seumur hidup dia tetap terinfeksi. Sel yang terutama diserang oleh HIV adalah salah satu jenis sel darah putih yang disebut limfosit, sub jenis limfosit T helper.  
Gejala penyakit AIDS merupakan manifestasi rendahnya kadar limfosit T helper, yang secara bertahap dirusak HIV. Segera sesudah terinfeksi HIV, jumlah limfisit T helper akan berkurang dari sekitar 2000 / Mm3 menjadi kurang lebih 1000/Mm3 dan kemudian secara bertahap jumlahnya makin berkurang. Limfosit T memegang peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga bila jumlah dan fungsinya terganggu menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit infeksi. Masa inkubasi dari penyakit AIDS adalah rata-rata 5-10 tahun dan bervariasi sangat lebar yaitu antara 6 bulan samapi lebih dari 10 tahun, walaupun tanpa gejala tetapi yang bersangkutan telah dapat menjadi sumber penularan.
d. Gejala akibat infeksi HIV
Gejala infeksi HIV akut  (Acute HIV Syndrome) biasanya timbul 3-6 minggu setelah infeksi pertama kali. Gejala yang timbul dapat berupa demam atau radang kerongkongan, sakit atau nyeri otot, myalgia dengan ruam kulit atau timbulnya limphadenophaty. Pada tahap ini hasil uji HIV belum menunjukan hasil positif.
Tahap tanpa gejala yang spesifik terjadi selama 3-7 tahun atau lebih. Pada tahap ini terjadi pengembangbiakan virus secara aktif,yang diikuti menurunnya  T4 limfosit. Penularan virus yang paling sering terjadi dari mereka yang telah terinfeksi ke orang lain terjadi pada periode ini, karena penderita tetap terlihat sehat dan tidak merasa sakit, dan tetap aktif melakukan seks.
Tahap generalized lymhadenophaty yaitu ditandai dengan pembesaran kelenjar limfa pada daerah ekstra inguinal selama lebih dari 3 bulan tanpa ada sebab yang jelas. Pembesaran umum kelenjar-kelenjar limfa merupakan respon imunologis dari system retikulo-endothelial terhadap infeksi HIV.
Tahap infeksi lanjut dengan gejala utamanya antara lain:  turunnya berat badan sampai lebih dari 10 % dari berat badan biasa tanpa sebab yang jelas, diare yang terus menerus atau berulang selama lebih dari satu bulan, demam yang terus menerus lebih dari satu bulan. Dan gejala minornya seperti: kandidiasis oro-faring, batuk lebih dari satu bulan dermatitis pruritik umum dan limfadenopati generalisat.
  1. Pelayanan kesehatan Reproduksi bagi Remaja
Pilihan dan keputusan yang diambil seorang remaja sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas informasi yang mereka miliki, serta ketersediaan pelayanan dan kebijakan yang spesifik untuk mereka, baik formal maupun informal ( Pachauri, 1997 ). Sebagai langkah awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi ( KIE ), yang tegas tentang penyebab dan konsekuensi perilaku seksual, apa yang harus dilakukan dan dilengkapi  dengan informasi mengenai sarana pelayanan yang bersedia menolong seandainya telah terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau tertular PMS. Hingga saat ini informasi tentang kesehatan reproduksi disebarluaskan dengan pesan- pesan yang samar dan tidak fokus, terutama bila mengarah pada perilaku seksual ( Iskandar, 1997 ).
Dari segi pelayanan kesehatan,  pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana di Indonesia hanya dirancang untuk perempuan yang telah menikah,  tidak untuk remaja. Petugas kesehatanpun belum dibekali dengan keterampilan   untuk   melayani  kebutuhan  kesehatan  reproduksi    para   remaja  ( Iskandar, 1997 ).
Jumlah fasilitas kesehatan reproduksi yang menyeluruh untuk remaja sangat terbatas. Kalaupun ada,  pemanfaatannya relatif terbatas pada remaja dengan masalah kehamilan atau persalinan tidak direncanakan. Keprihatinan atau jaminan kerahasiaan  ( Privacy ) atau kemampuan membayar, dan kenyataan atau persepsi remaja terhadap sikap tidak senang  yang ditunjukan oleh pihak petugas kesehatan, semakin membatasi akses pelayanan yang lebih jauh,  meski pelayanan itu ada. Disamping itu, terdapat pula hambatan legal yang berkaitan dengan pemberian pelayanan dan informasi kepada  kelompok remaja ( Outlook, 2000 ).
Karena kondisinya, remaja merupakan kelompok sasaran pelayanan yang mengutamakan privacy dan confidentiality ( Senderowitz, 1997 ). Hal ini menjadi penyulit, mengingat sistim pelayanan kesehatan dasar di Indonesia masih belum menempatkan kedua hal ini sebagai prioritas dalam upaya perbaikan kualitas pelayanan yang berorentasi pada klien.

C.    Tinjauan Umum Tentang Remaja     
Masa remaja adalah masa  peralihan  diantara  masa  kanak-kanak dan   masa   dewasa,   dimana    anak-anak  mengalami  pertumbuhan  cepat  disegala  bidang.  Masa  ini   dimulai  pada  umur  13 tahun  dan   berakhir  pada  umur 21   tahun. (Daradjat, 2001).  Remaja  dapat  pula  didefenisikan  sebagai  masa  transisi  dari kanak-  kanak  menuju  dewasa. Dalam  masa   transisi  tersebut     yang diiringi dengan  peningkatan hormonal yang  cukup  serta peningkatan gizi yang diperoleh, maka terjadilah perubahan-perubahan   internal (perubahan fisik dan Psikis) maupun perubahan eksternal (perubahan   psikososial).  Namun,  perubahan fisik terkesan lebih cepat ketimbang psikososialnya, (Rahcmat  Cahya, 2002).
Zakiyah Darajat (1975),  mendefenisikan remaja sebagai  anak  yang  ada pada  masa  peralihan  dari   anak-anak  menuju  usia  dewasa.   Pada masa peralihan ini  terjadi percepatan pertumbuhan  dalam segi  fisik  maupun  psikis. Baik  yang  ditinjau dari   bentuk  tubuh,  sikap,  cara  berpikir  dan  bertindak,  mereka dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran.  Zakiyah Darajat membatasi masa ini  antara usia 13-24 tahun.
Sarlito Wirawan Sarwono (1994),  mendefenisikan  remaja  sebagai   Individu yang tengah mengalami perkembangan fisik dan mental.  Beliau  Membatasi     usia  remaja  ini  antara  11-24  tahun  dengan  pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1.      Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria Fisik).
2.      Dibanyak kalangan masyarakat Indonesia,  usia 11 tahun sudah dianggap akil baliq, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak  (Kriteria sosial).
3.      Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa.
4.      Batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimum untuk memberi kesempatan  mereka mengembangkan dirinya setelah sebelumnya masih tergantung pada orang tua.
Sementara itu WHO pada tahun 1974 mendefenisikan remaja yang lebih bersifat konseptual  sebagai fase ketika seorang anak  mengalami hal-hal sebagai berikut : individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mendapat kematangan seksualnya, individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, terjadi peralihan  ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri.
Sedangkan periode remaja sesuai tingkatannya disekolah tempat belajar tersebut  berada dibagi menjadi  tiga tingkatan yaitu:
  1. Remaja awal adalah siswa SLTP atau SLTA dan mereka  berusia 12-15 tahun. Kelompok remaja usia awal disebut  pula  kelompok  pelajar   muda (RI DEPKES,1994) pada perubahan fisik yang tekandung mengagetkan,sehingga tidak jarang pula ada yang mengalami gonjangan jiwa. Cara berfikir remaja awal umumnya sangat pendek dan cendrung masih kekanak-kanakan, tetapi mulai merasa tidak dikontrol sehingga secara bertahap ingin lepas dari pengaruh orang tua. Pergaulannya luas dibanding sewaktu masa anak-anak dan mulai mengenal dunia luar  tanpa bayang-bayang orang tua sehingga selalu ingin bebas. Remaja awal mulai menanamkan kepercayaan  kepada teman-temannya, mempunyai teman akrab  dan kelompok teman sebaya  sehingga perasaan takut kehilangan teman menjadi  sangat besar, karena teman-temannya dianggap penuh rasa solidaritas  dan setiap anggota kelompok merasa  bebas dari pengaruh  orang dewasa. Mereka pada umumnya  suka berbagi pengalaman  mulai dari merahasiakan sesuatu.
  2. Remaja menengah adalah siswa SMU berusia 15-18 tahun,  kelompok usia remaja menengah disebut juga kelompok remaja penuh. Pertumbuhan fisiknya sudah mendekati orang dewasa sehingga menganggap dirinya  sudah dewasa tapi emosinya masih labil. Cara berpikir remaja menengah sudah mulai berubah dan lancar berkomunikasi dengan orang tua sehingga sudah layak diajak berdiskusi  tentang topik-topik yang ringan, buku-buku bacaannya sudah meningkat berupa cerita berbentuk percintaan, petualangan,  misteri  dan juga berbagai majalah-majalah gosip.
  3. Remaja akhir adalah remaja berusia 18-23 tahun umumnya kelompok akhir telah tamat SMU atau menjadi mahasiswa . Secara fisik sudah seperti orang dewasa, emosinya sudah menjadi tenang dan stabil, mulai dapat berfikir rasional karena sudah berpengalaman  melampaui masa-masa awal dan menengah. Tujuan hidup pelajar akhir masa depan, ruang lingkup pergaulannya lebih luas dan sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Hurlock (2000), perkembangan remaja terbagi atas beberapa tahapan, yaitu :
1. Perkembangan  remaja usia 11-13 tahun.
Usia 11-13 tahun merupakan tahap remaja awal. Pada masa ini mulai terjadi banyak perubahan, baik fisik atau jasmani maupun rohani yang tidak disadari oleh mereka. Remaja seringkali mengalami perubahan kejiwaan seperti rasa cemas, rendah diri dan masalah pergaulan. Pada tahap ini remaja perlu mengetahui tentang tumbuh kembang remaja.
2. Perkembangan   remaja usia 14-18 tahun.
 Usia 14-18 tahun merupakan tahap lanjut dari remaja awal dan mulai memasuki tahap aktif seksual. Masalah yang dihadapi bukan lagi masalah perubahan pada dirinya, tetapi masalah kehamilan yang diinginkan yang umumnya berlanjut dengan menggugurkan kandungan atau aborsi. Pada tahap ini seharusnya remaja telah mempunyai informasi dan pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi yang diperoleh dari sumber yang benar, sehingga mereka bisa menghindari hal-hal yang beresiko pada kehidupannya, seperti hubungan seks, dapat menimbulkan kehamilan, mengetahui jenis perilaku yang beresiko dan akibatnya, memahami resiko tindakan aborsi yang membahayakan.
3. Perkembangan remaja  usia 19-21 tahun.
Menurut BKKBN (2000) usia 19-21 tahun merupakan tahap akhir remaja. Kebutuhan pada usia ini adalah persiapan untuk menikah dan menjadi orang tua. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka masalah yang timbul adalah kehamilan yang tidak diinginkan, perawatan kehamilan dan persalinan yang kurang baik, terkena penyakit menular seksual dan perawatan yang kurang baik jika menjadi orang tua. Pada usia ini remaja harus mengetahui informasi kesehatan reproduksi yang dibutuhkan untuk persiapan menikah dan keluarga, seperti perawatan kehamilan dan mencegah penyakit menular seksual. Remaja yang sedang mencari identitas sangat mudah menerima informasi dari luar yang berkaitan dengan, masalah fungsi alat reproduksinya, sehingga cenderung menjurus ke arah pelaksanaan hubungan seksual yang semakin bebas. Masalah tersebut memberikan dampak yang merugikan remaja dalam menghadapi masa depan yang lebih baik.
D. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang  melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, menyaksikan,  mengalami atau diajar sangat menentukan terjadinya pengetahuan pada  seseorang. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan atau bagian yang sangat  penting atau terjadinya tindakan seseorang (over behavior) sedangkan  kedalaman pengetahuan dalam domain “Cognitive” dapat diketahui melalui tindakan cognitive yang mereka miliki mulai tindakan cognitive pertama (C1)  yaitu tindakan pengetahuan yang paling rendah, dalam hal ini seseorang hanya mampu menyebut istilah-istilah saja berdasarkan apa yang telah dipelajari  atau didengarnya, sampai pada tingkat C6 atau domain cognitive enam yaitu   tingkatan pengetahuan yang paling tinggi dalam hal ini seseorang tidak hanya  mampu  menyebut istilah-istilah saja tetapi sudah mampu melakukan analisis dan penilaian terhadap apa yang diketahuinya. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada   perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Penelitian Rogers (1997) mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru (berprilaku baru),  di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1.      Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2.      Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap suatu objek sudah mulai timbul.
3.      Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini bearti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4.      Trial,  dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5.      Adaption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,  kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan menurut Bloom merupakan bagian dari cognitive domain yaitu bagaimana terjadinya proses menjadi tahu, yang terdiri dari 6 (enam) tingkatan  penerimaan suatu inovasi yaitu :
1.      Tahu  (know)
 Tahu diartikan  sebagai  mengingat  suatu  materi  yang   telah  dipelajari  sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2.   Memahami  (comprehension)
Memahami   diartikan   sebagai   suatu   kemampuan  menjelaskan   secara  benar tentang objek yang   diketahui, dan   dapat   menginterpretasi   materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek  dan materi  harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3.    Aplikasi  (Aplication)
 Aplikasi  diartikan  sebagai  kemampuan     untuk      menggunakan   materi  yang     telah    dipelajari    pada    situasi   atau   kondisi    rill    (sebenarnya).  Aplikasi     disini,    dapat    diartikan    aplikasi    atau   penggunaan    hokum-hukum    rumus,    metode    prinsip,    dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
      4.  Analisis  (Analysis)
Analisis  adalah  suatu   kemampuan   untuk   menjabarkan   materi  suatu  objek kedalam komponen-komponen, tetapi  masih  di dalam   struktur  organisasi tersebut, dan masih ada  kaitannya   satu   sama  lain. Kemampuan  analisis  ini  dapat    dari     penggunaan     kata-kata   kerja : dapat  menggambarkan, membedakan, memisahkan,  mengelompokkan dan sebagainya.
5                                                                                      Sintesis  (Synthesis)
Sintesis   menunjuk    kepada suatu  kemampuan  untuk  meletakkan   atau menghubungkan bagian - bagian didalam suatu bentuk   keseluruhan   yang  baru. Dengan kata lain sintetis itu suatu kemampuan untuk menyusun   formulasi  baru dari formulasi- formulasi yang ada.
6. Evaluasi  (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi  atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteriayang  ditemukan  sendiri  atau   mengunakan   kriteria-kriteria yang telah ada.
E.     Tinjauan Umum Tentang Motivasi
 Motivasi, dapat didefenisikan sebagai proses yang terjadi didalam diri, yang  menciptakan  tujuan   dan   memberikan   energi   bagi   perilaku   seseorang ( Kimble,et al, 19984). Motif dirasakan sebagai kemauan, kebutuhan dan   keinginan, sehingga motivasi berhubungan erat dengan perilaku yang   diarahkan kepada upaya untuk memenuhi apa yang mendasari kemauan,   kebutuhan dan keinginan tersebut. Arah bagi upaya untuk pemenuhan  terhadap apa yang dimaui, dibutuhkan dan diinginkan inilah yang menjadi tujuan seseorang. Setiap orang tertarik pada serangkaian tujuan, yang secara  timbal balik  memberikan motivasi kepadanya untuk mencapai tujuan tersebut. Secara garis  besar, teori motivasi  dapat  dikelompokan  menjadi  dua  kategori yaitu teori kepuasan dan teori proses ( Gibson,et al,1982 ). Teori kepuasan, antara lain dikemukakan oleh Maslow, Herzberg dan MC   Celland. Teori proses, antara lain dikemukakan oleh  Vroom.
Teori Maslow, yang lebih dikenal sebagai teori hierarki kebutuhan sering digunakan untuk meramalkan perilaku orang dalam kelompok atau organisasi, dan bagaimana memanipulasi  atau membentuk perilaku tersebut  dengan cara memenuhi kebutuhannya, meskipun Maslow sendiri tidak  bermaksud untuk meramalkan perilaku. Ia hanya bertolak dari asumsi dasar yaitu: bahwa manusia selalu mempunyai kebutuhan  untuk berkembang dan maju,  bahwa manusia berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok  terlebih dahulu sebelum berusaha memenuhi kebutuhan lainnya, artinya kebutuhan  yang lebih mendasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan tambahan yang lebih tinggi mulai mengendalikan perilaku seseorang,  yang penting dari pemikiran  Maslow ini adalah:  kebutuhan yang telah dipenuhi akan berhenti daya motivasinya, artinya apabila sebagian atau keseluruhan kebutuhan seseorang telah terpenuhi, maka motivasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan berkurang atau bahkan terhenti sama sekali, kemudian motivasinya berpindah ke upaya untuk memenuhi  kebutuhan lainnya yang lebih tinggi.
Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow, yaitu: kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling pokok,  meliputi kebutuhan makanan dan minuman, tempat tinggal dan bebas dari gangguan cuaca dan penyakit, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman (safety and security), yakni selamat dari ancaman atau gangguan lingkungan,  kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (belongingness), sosial dan cinta, yakni  kebutuhan akan pertemanan, afiliasi, interaksi dan cinta,  kebutuhan  penghargaan (esteems), yakni kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, kebutuhan kognitif, yakni kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, keingintahuan, kebutuhan estetis, yakni kebutuhan akan keindahan, keseimbangan, keteraturan, kebutuhan realisasi diri (self actualization), yaitu kebutuhan untuk memenuhi kepuasan diri dengan memanfaatkan segala kemampuan, keterampilan dan potensi diri secara maksimal.   
Kebutuhan tingkat I, kebutuhan fisiologis/biologis, merupakan kebutuhan yang terlebih dahulu ingin dipenuhi oleh individu  sebelum ia mulai berpikir tentang  kebutuhan lainnya. Ketika hampir mencapai puncak kepuasannya, maka derajad kebutuhan tingkat I  ini akan menurun, individu mulai berpikir untuk memenuhi kebutuhan  tingkat II, kebutuhan safety security. Ketika pemenuhan kebutuhan tingkat II hampir mencapai puncak kepuasannya, maka akan mulai muncul upaya untuk memenuhi kebutuhan tingkat III, kebutuhan sense of belonging, rasa memiliki dan dimiliki. Ketika upaya pemenuhan kebutuhan tingkat III ini hampir terpenuhi, maka akan muncul upaya untuk memenuhi kebutuhan tingkat IV, kebutuhan esteems, kebutuhan akan penghargaan. Demikian seterusnya sampai terpenuhinya kebutuhan untuk menjadi diri sendiri, merasa diakui kebolehannya, sebagai tingkat kebutuhan tertinggi manusia.
Teori Hezberg, disebut juga teori dua faktor  tentang motivasi yaitu :  Faktor yang membuat orang merasa tidak puas (dissatisfiers-factor) dan   faktor yang membuat orang rasa puas (satisfiers-factor). Penelitian Hezberg terhadap 200 orang akuntan dan ahli mesin menghasilkan kesimpulan mengenai adanya dua kondisi kerja yang berpengaruh terhadap ketidakpuasan dan motivasi. Pertama, serangkaian kondisi ekstrinsik, terkondisi oleh faktor  eksternal, yaitu suatu kondisi pekerjaan yang diharapkan, yang apabila kondisi ini  tidak tersedia membuat  orang merasa tidak puas, tapi bila kondisi ini tersedia tidak akan memotivasi orang untuk bekerja lebih baik. Kondisi yang dianggap “seharusnya tersedia“ seperti ini disebut juga  faktor kesehatan (hygiene-factors), karena faktor tersebut  persyaratan minimum untuk terbebas dari rasa tidak puas, seperti upah minimum, rasa aman dalam bekerja, suasana kerja yang menyenangkan, status yang jelas, prosedur yang jelas, mutu pengawasan tehnis yang kontinyu, suasana hubungan antar manusia yang menyenangkan. Kedua, serangkaian kondisi instrinsik, terkondisi oleh faktor  internal seseorang, yaitu suatu kondisi pekerjaan, yang apabila tersedia akan mendorong motivasi kerja, dan selanjutnya akan lebih meningkatkan produktivitas  kerja, tapi apabila tidak tersedia, tidak akan menimbulkan  rasa ketidakpuasan yang berlebihan atau sampai merusak situasi kerja, seperti: kesempatan untuk mencapai prestasi kerja yang terbaik (achievement), pengakuan atas prestasi  yang dicapai (recognition), pemberian tanggung jawab penuh atas tugas yang diberikan (responsibility), kesempatan untuk terus mencapai kemajuan  dalam pekerjaan (advancement), kesempatan untuk terus berkembang  dalam karier (growth),    kesesuaian  jenis pekerjaan  dengan  kemampuan  yang   dimiliki (work).
Teori MC Celland, dikenal sebagai teori motivasi  yang berhubungan erat dengan proses belajar. Ia mengemukakan bahwa kebutuhan individu  sangat terkait dengan kebudayaan, artinya kebutuhan merupakan  sesuatu yang dipelajari dari lingkungan kebudayaannya. Orang yang tidak pernah melihat dan mendengar  tentang televisi, tidak akan pernah membutuhkan televisi, dan tak akan pernah termotivasi untuk memiliki televisi .Oleh karena itu motivasi, yang bersumber dari adanya upaya untuk memenuhi kebutuhan, merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan diajarkan.
Diantara  begitu banyak kebutuhan manusia  MC Celland membahas tiga jenis kebutuhan saja, yaitu: Kebutuhan individu akan prestasi, kebutuhan individu akan afiliasi (pertemanan) dan   kebutuhan individu akan kekuasaan. Tinggi atau rendahnya tingkat kebutuhan seseorang akan menentukan kuat atau lemahnya motivasi untuk mencapai  tujuan tersebut. Mereka yang mempunyai n-Ach tinggi lebih senang menetapkan  sendiri tujuan hasil kerja akan dicapai, dengan mengukur batas kemampuannya sendiri, membutuhkan umpan balik yang cepat terlihat, kerja yang efisien serta bertanggung jawab terhadap pemecahan masalah yang ada.
Teori proses mengenai  motivasi berusaha menjawab pertanyaan tentang bagaimana menguatkan (energize), mengarahkan (direct), memelihara (maintain) dan menghentikan (stop) perilaku individu (Gibson et al, 1982). Sehubungan dengan teori proses ini, Vroom (1964) mengemukakan adanya dua tingkatan  hasil dalam setiap pekerjaan, dimana hasil dari tingkat pertama berupa produk dari perilaku, sedangkan hasil tingkat kedua  berupa peristiwa yang ditimbulkan  oleh atau sebagai dampak dari hasil tingkat pertama.
Menurut Vroom, ada tiga konsep penting mengenai hubungan antara hasil tingkat pertama dan kedua, yaitu: Pertautan (instrumentality), dimana individu   mempersepsikan  bahwa hasil tingkat kedua sangat terkait  dengan  hasil  tingkat  pertama,  artinya tanpa   hasil tingkat pertama tidak mungkin  terjadi hasil tingkat kedua,  Valensi (Valence),  dimana   individu  dalam   memutuskan    pilihan  mempertimbangkan sekaligus hubungan  antar  hasil tingkat  pertama   dan   hasil tingkat kedua,  Harapan  (expectancy),  dimana  individu  dalam  memutuskan   pilihannya disertai dengan harapan bahwa hasil tingkat pertama akan   memberikan  dampak yang lebih baik bagi hasil tingkat kedua.
Menurut John P Elder ( et.al. 1994), untuk berperilaku sehat diperlukan tiga hal yaitu: pengetahuan yang tepat, motivasi dan keterampilan untuk berperilaku sehat. Jika seseorang tidak memiliki keterampilan untuk memunculkan perilaku sehat  maka disebut sebagai skill deficit. Untuk meningkatkan perilaku sehat, maka intervensi yang tepat adalah dengan memberikan berbagai pelatihan.  Namun jika seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan namun tidak memiliki motivasi maka disebut sebagai  performance deficits. Untuk menimbulkan motivasi maka   teknik yang popular digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan modifikasi  perilaku  dari aliran kaum behavioristik. Pemberian penguat (reinforcement) untuk meningkatkan perilaku, atau pemberian sanksi atau hukuman untuk menurunkan frekuensi perilaku.
Pada dasarnya tidak ada seorangpun yang ingin menjadi sakit ( kecuali  mereka yang mengalami gangguan psikologis tertentu ), namun seringkali kita secara sadar melakukan perilaku yang merupakan faktor resiko untuk mendapatkan penyakit. Masalah yang menyebabkan seseorang sulit termotivasi untuk berperilaku sehat adalah karena perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak menimbulkan dampak langsung secara cepat, bahkan mungkin tidak berdampak apa-apa terhadap penyakitnya, namun hanya mencegah agar  tidak menjadi lebih buruk lagi.  Memotivasi orang sehat adalah jauh lebih sulit dari pada memotivasi orang sakit. Sebab pada dasarnya, sakit merupakan hal yang selalu  ingin kita hindari. Jika kita masih sehat dan diminta untuk melakukan perilaku yang tidak menyenangkan, umumnya tidak akan kita lakukan. Karena pada saat sehat, menghindari penyakit adalah bukan tujuannya. Faktor lingkungan juga dapat  mempersulit motivasi seseorang untuk berperilaku hidup sehat, jika lingkungan keluarganya tidak mendukung perilaku tersebut .
F. Tinjauan umum tentang tindakan 
Tindakan atau perbuatan adalah perwujudan dari apa yang diketehui terhadap situasi atau ransangan dari luar. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Praktek atau tindakan  dapat dibagi menjadi empat tingkatan yaitu:
1.      Persepsi(perception), yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2.      Respon terpimpin ( Guided Respons ), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator  tindakan tingkat kedua.
3.      Mekanisme ( Mecanism ),yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuai itu  sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat ketiga.
4.      Adaptasi ( Adaptation ), yaitu merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
G. Tinjauan Umum Tentang Informasi
Menurut  Gordon B.  Davis   dalam  bukunya  Management   Informations Sistem:  Conceptual    Foundations,     Structures,  and  Development    menyebut informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan. Menurut Barry E. Cushing dalam buku Accounting Information System and Business Organization, dikatakan bahwa informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya. Menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam buku Management Control Systems, menyebut informasi sebagai suatu kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya. Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam bukunya Accounting Information Systems : Concepts and Practise mengatakan informasi sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis.
Dari keempat pengertian seperti tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan. Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang .
Penulis lain, Burch dan Strater, menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan.  Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.
Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang. Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang diperlukan. George R.Terry, Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu:
  1. Tujuan sipenerima
                  Apabila informasi itu tujuannya untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam usahanya untuk mendapatkannya.
  1. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
                   Penyampaian dan mengolah data, inti dan pentingnya informasi  harus dipertahankan.
  1. Waktu
Informasi yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan informasi itu sendiri.

  1. Ruang dan tempat
Informasi yang didapat harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih terarah bagi si pemakai.
      5.   Bentuk
Dalam hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang diperlukan, kecenderungan-kecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen serta menekankan informasi tersebut ke situasi-situasi yang ada hubungannya.
6.Semantik
Agar informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara kata-kata dan arti yang cukup jelas dan menghindari kemungkinan salah tafsir.Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam bentuk yang tepat pula.
 BAB III
KERANGKA KONSEP

A.    Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Masalah  kesehatan  reproduksi  remaja  merupakan  masalah  yang   perlu diperhatikan  dalam   pembangunan  nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi karena  mereka  tidak  dipersiapkan  mengenai   pengetahuan  tentang  aspek yang berhubungan   dengan   masalah   peralihan  dari  masa  kanak-kanak  ke dewasa. Masalah   kesehatan  remaja  mencakup  aspek fisik, biologis,  mental  dan  sosial.
Perubahan  fisik  yang  pesat  dan  perubahan  endokrin  /  hormon    yang   sangat dramatik  pemicu  masalah  kesehatan   remaja  yang  serius   karena tumbuhnya  dorongan motivasi seksual  yang  menjadikan remaja rawan terhadap masalah  kesehatan  reproduksi  seperti  hubungan seks pranikah, kehamilan yang  tidak diinginkan ( KTD ), aborsi dan penyakit menular seksual ( PMS ) termasuk  HIV/AIDS.
52
 
Kesehatan reproduksi tidak tercapai oleh banyak orang didunia karena faktor-faktor sebagai berikut: Tingkat pengetahuan yang tidak mencukupi tentang seksualitas manusia serta informasi dan pelayanan kesehatan  reproduksi yang tidak tepat atau kurang bernilai,  kelasiman perilaku seksual beresiko tinggi,  praktik-praktik sosial yang mendiskriminatif.
B.     Pola pikir penelitian
Pola pikir dari penelitian yang akan dilakukan ini dibuat dalam bentuk kerangka konsep sebagai berikut :
Variabel Independen                                        Variabel  Dependen
PENGETAHUAN
 
 

   
 


TINDAKAN
 
    
INFORMASI
 
            
 

     
Keterangan :
                                                            :     Variabel  yang diteliti
C.    Defenisi Operasional 
Untuk memberikan kesamaan pengertian dalam penelitian maka penulis mengemukakan beberapa defenisi operasional sebagai berikut :
1.      Kesehatan Reproduksi Remaja adalah keadaan sejahtera   fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan bebas dari kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS.
2.      Pengetahuan   adalah  segala sesuatu yang diketahui oleh  para siswa   tentang kesehatan reproduksi ( Reproduksi sehat,  kehamilan yang tidak diinginkan  (KTD),  aborsi dan PMS termasuk HIV/AIDS).
3.      Motivasi adalah suatu  keinginan atau kemauan  para  siswa tentang kesehatan reproduksi ( Reproduksi sehat, kehamilan yang tidak diinginkan (KTD),  aborsi dan PMS termasuk HIV/AIDS).
4.      Tindakan  adalah  suatu  perwujudan dari apa  yang diketahui oleh siswa  tentang kesehatan reproduksi ( Reproduksi sehat,  kehamilan yang tidak diinginkan ( KTD), aborsi dan PMS termasuk HIV/AIDS).
5.      Informasi adalah  keterangan yang didapatkan oleh siswa mengenai kesehatan reproduksi melalui berbagai sumber (Petugas kesehatan, guru,  media masa).  




 BAB IV
METODE PENELITIAN
A.    Desain  Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan pendekatan deskripitif, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran perilaku kesehatan reproduksi remaja di SMK Kawula Karya Lewoleba Kabupaten Lembata tahun 2010.
B.     Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Kawula Karya Lewoleba Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur.
C.    Populasi dan sampel
  1. Populasi
Populasi yang diambil adalah semua siswa  kelas XI pada SMK Kawula Karya yang masih terdaftar pada saat penelitian dilakukan yaitu sebanyak  96  orang.
  1. Sampel
Sampel yang diambil adalah semua yang menjadi populasi yaitu semua siswa kelas XI yang masih terdaftar pada saat penelitian yaitu sebanyak 96 orang.
D.    Cara pengambilan sampel
55
 
Cara pengambilan sampel yaitu  secara total sampling  yaitu semua populasi menjadi sampel dalam penelitian. .
E.     Cara Pengumpulan Data
1.      Data primer
            Data primer diperoleh dengan cara kunjungan langsung kelokasi penelitian dan membagikan kuisioner untuk diisi sendiri oleh responden.
2.      Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari  instansi  terkait yang berhubungan   dengan penelitian.
3.      Alat pengumpulan data dirancang oleh peneliti sesuai dengan kerangka konsep yang telah dibuat yaitu kuisioner.        
F.     Cara pengolahan data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah  dengan bantuan komputer program SPSS dengan langkah-langkah dalam pengelolahan data adalah sebagai berikut:
1.      Tahap editing dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh merupakan informasi yang benar. Pada tahap ini dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jawaban dan jelas tidak jawabannya.
2.      Pengkodean dimaksudkan untuk menyingkat data yang diperoleh agar memudahkan pengolah dan menganalisis data dengan memberikan kode-kode dalam bentuk angka.
3.      Pembuatan/pemindahan hasil koding kuesioner ke daftar koding (master tabel).
4.      Tabulasi. Pada tahap ini data yang sudah diolah dengan komputer disajikan dalam bentuk tabel  distribusi frekuensi dan tabel silang.
G. Analisis dan Penyajian Data
1.      Analisis Data
Analisa data penelitian secara deskriptif yang ditujukan untuk memberikan hubungan frekuensi dan distribusi  gambaran perilaku kesehatan reproduksi  remaja dengan meninjau pengetahuan, motivasi, tindakan dan informasi.
2.      Penyajian Data
Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik disertai penjelasan

 kUisoner
KUISIONER


GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA DI SMK KAWULA KARYA LEWOLEBA
KABUPATEN LEMBATA PROPINSI  NTT
 TAHUN 2010

A.    IDENTITAS RESPONDEN
Nomor responden            :
Nama                                :
Umur                                :
Jenis kelamin                    :
B.   DAFTAR PERTANYAAN
a). Pengetahuan
           1. Apakah adik  tahu tentang kesehatan reproduksi ?
                            a. Ya                       b. Tidak
       2. Menurut  adik  umur  reproduksi sehat untuk seorang wanita  adalah:
                           a. umur 15 – 35 tahun             
                           b.umur  20 – 30  tahun.
           3. Apakah adik  tahu tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi    remaja?
                            a. Ya                       b. Tidak    
           4. Menurut adik apakah kehamilan yang terjadi  diluar nikah adalah  termasuk   
               masalah kesehatan reproduksi?
                               a. ya                         b. Tidak
       5. Menurut adik apa yang dimaksudkan dengan PMS?
                           a. Penyakit karena kutukan
                           b. Penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual.
           6. Dibawah ini merupakan gejala-gejala penyakit HIV/AIDS yaitu:
                           a. Demam lebih dari satu bulan, diare lebih dari satu bulan, berat
                               badan turun drastis 
                           b. Panas, menggigil, diare.
         7. Orang yang beresiko terkena HIV/AIDS adalah:
                           a.   Orang yang tinggal serumah dengan penderita AIDS
                            b. Orang yang selalu ganti-ganti pasangan dalam hubungan  
                                seksual.
          8. Jenis-jenis penyakit yang termasuk penyakit menular seksual (PMS) adalah
                         a. Campak, scabies
                         b. HIV/AIDS, sifilis, Gonorhoe.
          9. Menurut adik, pengobatan yang paling tepat pada penderita penyakit
               menular seksual (PMS) adalah:
                               a. Mengobati sendiri ( beli obat-obat di apotik tanpa resep dokter
                                    atau  minum ramuan tradisional)
                         b. Berobat ke petugas kesehatan
              10. Menurut  adik , yang manakah dibawah ini yang merupakan salah satu
                    upaya pencegahan penyakit menular seksual (PMS)?
                               a. Menghindari diri dari penderita PMS
                               b. Tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah.
     b).Motivasi
1.      Apakah adik pernah menanyakan masalah kesehatan reproduksi pada orang  tua adik?
                   a.  Ya                       b.  Tidak
2.  Menurut adik mencegah kehamilan yang terjadi di luar nikah adalah upaya
     untuk meningkaatkan kesehatan reproduksi ?
                   a.  Ya                      b.  Tidak
3.  Menurut adik apakah masalah kesehatan reproduksi merupakan tanggung  
   jawab keluarga?
                   a.  Ya                        b.  Tidak
    4.  Menurut adik mencegah hubungan seks sebelum menikah bukan
         merupakan upaya untuk mencegah penyakit PMS termasuk HIV/AIDS
                               a. Ya                        b. Tidak
           5.  Menurut adik apakah kehamilan yang terjadi di luar nikah adalah aib
                sehingga tidak perlu mencari tempat pelayanan kesehatan untuk melakukan
                pemeriksaan ?
                               a. Ya                        b.Tidak       
   c). Tindakan
            1. Apakah  adik  pernah melakukan hubungan seks?
                              a. Ya                 b. Tidak

            2. Jika ya, mulai umur berapa adik  melakukan hubungan seks?
                             a. 12- 15  tahun       
                              b. 16 – 18 tahun.
                               c. 19 – 21 tahun
                 3. Apakah pada 3 bulan terakhir ini adik  pernah mengalami penyakit    
                    Gonoroe (kencing nanah)?
                               a. Ya                   b. Tidak
          4. Apa yang adik  lakukan bila adik  mengalami penyakit  Gonoroe?
                               a. Biarkan sembuh sendiri
                               b. Berobat ke petugas kesehatan   
                               c. Minum obat tradisional 
                       5. menurut adik upaya apa yang dilakukan sehingga  adik  bisa  bebas dari penyakit menular seksual (PMS)  termasuk HIV/AIDS yaitu:
                                a. Cuci  alat kelamin dengan sabun setelah melakukan hubungan seks
                                 b. Tidak melakukan hubungan seks diluar nikah
                                 c. Minum  obat antibiotik sesudah melakukan  hubungan seks.  
      d).Informasi
      1. Dari mana adik  memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi?
                                  a. Petugas kesehatan                 d. Film porno
                                   b. Teman                                  e. Internet
                                   c. Orang tua                             f. Buku-buku bacaan
                       2. Sejak umur berapa adik  mulai mengakses informasi tentang  kesehatan reproduksi?
                                    a. 10-13 tahun
                                    b. 14-17 tahun
                                    c. 18-20 tahun
                       3. Apakah orangtua adik  pernah memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada adik?
                                      a. Ya                    b. Tidak
4 Apakah guru-guru disekolah adik selalu memberikan informasi tentang masalah kesehatan reproduksi?
                         a.  Ya              b.  Tidak
                         a.  Ya              b.  Tidak
5.      Apakah petugas kesehatan pernah mengunjungi sekolah adik untuk menyampaikan masalah kesehatan reproduksi?
                         a.  Ya              b.  Tidak


  
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Azrul,  Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di   Indonesia, Jakarta, 2005.

Abu Ghifari Al, 2003, Gelombang Kejahatan Seks Remaja Modern, Mujahid  Press,
 Bandung.

Dinkes Kab. Lembata, 2008, Profil Kesehatan , Lewoleba.
Departemen Kesehatan. 1997, “Pedoman Penyuluhan AIDS”, Pusat Penyuluhan
                Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Departemen kesehatan RI. 1995, “Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Seksual”, Jakarta


Iskandar B.Meiwita dan Darwisyah Rokhmawati Siti, Lokakarya Nasional  Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Kesehatan Masyarakat Rentan, Pusat komunikasi kesehatan berpersektif jender, Bali,1999.

Sani Ina, 4 juli 2007,  Solusi mengatasi pencegahan HIV/AIDS, Surabaya, 4 april 2009.

 Juspin Landung, 2002, Pengetahuan Dan Persepsi Remaja  Wanita Tentang   Perkawinan  Di Kelurahan Rantepaselle Kabupaten Tana Toraja,  FKM  UNHAS, 2002


Komnas Ham, 2006, Hak atas Kesehatan Seksual dan Kesehatan Reproduksi  Perempuan. Jakarta 2005.

 Manuaba Gde Bagus Ida,1999,  Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arean, Jakarta 1999.

Munir Baderel, 2001, Dinamika kelompok penerapannya dalam laboratorium ilmu perilaku, unversitas Sriwijaya, Nopember 2001.

Notoadmodjo Soekidjo, 2003,  Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT Rineka Cipta  Jakarta.

Notoadmodjo Soekidjo,  2005, Promosi Kesehatan, PT Rineka Cipta Jakarta.

Notoadmojo Soekidjo, 2005, Metodologi PenelitianKesehatan, PT Rineka Cipta Jakarta.

Pratiwi , 2004,  Pendidikan Seks Untuk Remaja,  Tugu Publisher, Yogyakarta.

Sarlito Wirawan, 2002, Psikologi Remaja,  PT Raja Grafindo Persada Jakarta..


Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Administrasi , Alfabeta Bandung.
Thamrin Husni Muh, dkk, 2010, Panduan Kerja Penyelesaian Studi, FKM UVRI Makassar, jl.G. Bawakaraeng No. 72 Makassar.

Zainul Hydayat, 1999,  Sikap dan perilaku seksualitas remaja di Indonesia, Warta Demografi ( Depok ), Th-29,(3),1999:38-42.

 --------------------  Remaja NTT Rentan Masalah IMS dan   HIV/AIDS. Kupang 11 Maret 2009. WWW. Antara-Online-Com/ 2009 .

---------------------Atasi Masalah Remaja Dengan “ Peer Education” Kupang 12 maret 2009.WWW.Antara-Online-Com/2009

----------------------Perilaku Seks Bebas  Dikalangan Remaja , Jakarta 2009. http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=36094&ik=6